Top 3 Timnas Indonesia: Roberto Mancini Pernah Puji Marselino Ferdinan, Pelatih Sassuolo Tak Menyesal Jay Idzes Dicoret, Jairo Riedewald Hapus Bendera Merah Putih di Profil Instagram
- Antara/Instagram Jay Idzes/royal anterp_fc
tvOnenews.com - Menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, perhatian publik sepak bola Tanah Air tertuju pada deretan kabar hangat yang menyelimuti Timnas Indonesia.
Dari pujian eks pelatih timnas Arab Saudi, Roberto Mancini, terhadap Marselino Ferdinan, hingga nasib tak menentu kapten Garuda Jay Idzes bersama Sassuolo.
Tidak ketinggalan, isu naturalisasi Jairo Riedewald yang kian meredup juga menjadi sorotan besar. Tiga kabar tersebut seolah menggambarkan betapa dinamisnya perjalanan skuad Garuda di bawah komando Patrick Kluivert.
Tak hanya sekadar cerita di lapangan, isu-isu ini juga memunculkan diskusi luas di kalangan suporter.
Marselino yang semakin matang, Jay Idzes yang menghadapi dilema di klub, serta Jairo yang menghapus identitas Indonesia dari Instagram menambah warna menjelang laga krusial melawan Arab Saudi dan Irak pada Oktober 2025.
Berikut 3 artikel terpopuler soal Timnas Indonesia jelang Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dirangkum tim tvOnenews.com:
1. Roberto Mancini Pernah Kagum dengan Marselino Ferdinan
Siapa sangka, nama Marselino Ferdinan pernah membuat Roberto Mancini, eks pelatih timnas Arab Saudi sekaligus legenda Italia, terkesima.
Hal ini terungkap dari cerita Hamdan Hamedan, Tenaga Ahli Kemenpora, yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Mancini saat menyaksikan laga Timnas U-23 kontra Arab Saudi.
Marselino Ferdinan{{imageId:366800}}
“Lawan Saudi, lucunya itu saya duduk di sebelah Mancini waktu Timnas U-23 di Saudi. Saya tanya siapa pemain yang menurut dia bagus, Mancini langsung sebut number seven, Marselino,” ujar Hamdan dalam tayangan YouTube Sportify Indonesia.
Momen itu semakin istimewa ketika Marselino mencetak dua gol ke gawang Arab Saudi di laga yang sama. Hamdan bahkan menyebut Mancini sempat menekan tombol like di Instagram usai Marselino tampil gemilang.
Marselino sendiri kini berkembang menjadi sosok kunci di lini tengah Garuda. Meski Timnas Indonesia banyak dihuni pemain naturalisasi seperti Thom Haye, Jay Idzes, hingga Ragnar Oratmangoen, pemain berusia 20 tahun itu tetap tak tergantikan.
Ia juga pernah meraih penghargaan Atlet Baru Terbaik Indonesian Sports and Entertainment Awards 2024, menegaskan kualitasnya sebagai salah satu talenta emas Indonesia.
2. Jay Idzes Dicoret Sassuolo, Fabio Grosso Angkat Bicara
Berbeda dengan Marselino yang penuh sorotan positif, situasi Jay Idzes di klubnya Sassuolo justru menimbulkan tanda tanya.
Padahal, Idzes baru saja dipanggil Patrick Kluivert untuk memperkuat Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
- REUTERS/Alessandro Garofalo
Namun hanya beberapa jam setelah pengumuman, namanya tak masuk daftar pemain Sassuolo dalam laga Coppa Italia kontra Como.
Pelatih Sassuolo, Fabio Grosso, menegaskan tidak menyesali keputusannya mencadangkan sang kapten timnas Indonesia.
“Saya akan menurunkan tim yang sama lagi. Como lebih baik dari kami dalam segala hal, mereka pantas lolos,” ucap Grosso dikutip dari situs resmi Sassuolo.
Sassuolo pun kalah telak 0-3 dari Como. Grosso menyoroti kelemahan timnya, terutama dalam membaca permainan dan menghadapi situasi bola mati. “Kami harus lebih baik, namun hari ini kami tidak mampu. Itulah kesalahan kami,” tambahnya.
Meski begitu, status Idzes di Timnas tetap aman. Dengan pengalamannya di Eropa, Idzes masih dipercaya menjadi kapten Garuda, terutama menghadapi tantangan berat melawan Arab Saudi dan Irak.
Perannya di lini belakang dinilai vital untuk menjaga keseimbangan tim, apalagi lawan memiliki daya serang yang jauh di atas rata-rata tim Asia Tenggara.
3. Jairo Riedewald Hapus Bendera Merah Putih dari Instagram
Kabar mengejutkan datang dari Jairo Riedewald, eks gelandang Liga Inggris yang sempat masuk radar naturalisasi. Sang pemain tiba-tiba menghapus bendera Merah Putih dari profil Instagram-nya, memunculkan spekulasi bahwa dirinya sudah tidak berharap lagi bisa membela Indonesia.
- Royal Antwerp
Padahal, pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert pernah terang-terangan menyebut nama Jairo sebagai salah satu target naturalisasi.
“Saya tidak tahu apakah boleh menyebutkan, tapi ada satu nama, Jairo Riedewald. Kami akan segera memproses naturalisasinya,” kata Kluivert.
Dukungan juga datang dari asistennya, Denny Landzaat, yang menyebut Jairo akan diterima dengan senang hati jika bergabung.
Namun, kendala administratif membuat proses ini terhambat. Exco PSSI Arya Sinulingga bahkan menyebut naturalisasi Jairo lebih sulit dibanding Maarten Paes. “Jairo ini prosesnya lebih berat. Jadi, bukan kami tidak mau, tapi memang lebih sulit,” ungkap Arya.
Alhasil, PSSI beralih memproses Joey Pelupessy, sementara Jairo seolah tersisih. Keputusan menghapus bendera Merah Putih dari bio Instagram pun dianggap suporter sebagai tanda menyerah.
“Akhirnya Jairo menghapus bio bendera negara kita usai dipastikan gagal perkuat timnas,” tulis akun @thegaruda.idn di kolom komentar.
Kini, Jairo juga tengah menganggur usai kontraknya dengan Royal Antwerp diputus. Ironisnya, nilai pasarnya anjlok dari ratusan miliar rupiah menjadi hanya sekitar Rp31 miliar. Situasi ini makin menjauhkan peluangnya untuk berseragam Garuda.
Tiga cerita ini mencerminkan wajah Timnas Indonesia yang tengah berada di persimpangan besar: antara kebanggaan, harapan, dan kenyataan pahit.
Pujian Mancini kepada Marselino menunjukkan adanya potensi luar biasa, sementara dilema Jay Idzes mengingatkan bahwa kondisi pemain di klub juga bisa berpengaruh besar. Di sisi lain, kasus Jairo Riedewald menjadi pelajaran bahwa proses naturalisasi tidak selalu berjalan mulus.
Kini semua sorotan tertuju pada Patrick Kluivert dan anak asuhnya yang akan menghadapi ujian berat di bulan Oktober 2025. Dukungan penuh suporter diharapkan bisa menjadi energi tambahan bagi Garuda untuk melangkah lebih jauh menuju Piala Dunia 2026. (udn)
Load more