Pesan Terakhir Soeharto sebelum Menghembuskan Napas Terakhir, The Smiling General Bilang...
- Wikipedia
Jakarta, tvOnenews.com – Presiden kedua Republik Indonesia Jenderal Besar (Purn.) Soeharto atau yang dikenal dengan julukan The Smiling General, ternyata menyimpan kisah mengharukan menjelang akhir hayatnya.
Di balik senyuman yang menjadi ciri khasnya, detik-detik terakhir Soeharto justru penuh momen spiritual dan kebersamaan keluarga Cendana.
Soeharto wafat pada 27 Januari 2008 di usia 86 tahun. Namun, dua hari sebelumnya, tepat pada 25 Januari, ia masih sempat ikut merayakan ulang tahun putri sulungnya, Siti Hardiyanti Hastuti alias Tutut Soeharto.
- Dokumen Tutut Soeharto
Dalam catatannya yang diunggah di situs tututsoeharto.co.id, Tutut mengenang bagaimana sang ayah, meski terbaring lemah, tiba-tiba meminta sesuatu yang sederhana yakni pizza.
Permintaan itu segera dipenuhi oleh Titiek dan Mamiek, dua adik Tutut.
Yang membuat momen itu begitu berkesan, Soeharto kemudian ikut menyanyikan lagu ulang tahun untuk Tutut, meski suaranya terdengar lirih karena kondisi sakit.
Peristiwa langka ini terekam lewat ponsel Titiek dan menjadi kenangan terakhir yang tak ternilai.
“Kalau saja malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan,” ujar Tutut.
Malam itu pula, Soeharto menunjukkan sisi spiritual yang begitu kuat. Ia meminta agar posisi kasurnya diputar menghadap kiblat agar bisa menunaikan shalat tahajud.
Meski dokter menyarankan agar tidak memaksakan diri, Soeharto tetap bersikeras.
“Bapak mau menghadap kiblat,” ucapnya kepada Tutut.
Permintaan itu dipenuhi. Sigit Harjojudanto, adik Tutut, membantu memutar posisi kasur. Menurut keluarga, kebiasaan shalat tahajud memang sudah dijalani Soeharto sejak lama.
Sehari sebelum wafat, Soeharto memanggil Tutut dan menyampaikan pesan terakhirnya.
“Bapak mau bicara. Dengarkan baik-baik. Bapak sudah tidak kuat lagi. Bapak ingin menyusul ibumu,” katanya lirih.
Tutut pun hanya bisa menahan tangis, sementara sang ayah berpesan agar ia menjaga kerukunan keluarga Cendana.
- Dok Tutut Soeharto
“Kamu dengarkan, wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua. Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan,” pesan Soeharto.
Load more