Tahu Ada Demo Besar di Indonesia, Media di Negara Megawati Hangestri Merantau Bilang Begini soal Tunjangan DPR
- Manisa BBSK - tvOnenews.com/Julio Trisaputra
tvOnenews.com – Sejumlah media internasional menyoroti gelombang unjuk rasa besar-besaran yang terjadi di Jakarta dan berbagai kota di Indonesia pada Kamis (28/8/2025) hingga hari ini Minggu (31/8/2025). Salah satunya media asal Turki negara Megawati Hangestri merantau.
Media Malaysia New Strait Times menurunkan laporan berjudul “Workers Across Indonesia Stage Rallies Demanding Improved Welfare”.
Dalam laporannya disebutkan ribuan buruh turun ke jalan menuntut peningkatan kesejahteraan, penghapusan sistem alih daya, penghentian PHK massal, hingga reformasi kebijakan ketenagakerjaan.
Aksi tersebut berlangsung di tengah penjagaan ketat aparat keamanan di kompleks parlemen.
- Julio Trisaputra/tvOnenews
“Ini merupakan protes kedua di DPR minggu ini, setelah demonstrasi hari Senin di mana ratusan orang mengecam tingginya gaji dan tunjangan anggota DPR di tengah meningkatnya kesulitan ekonomi,” tulis New Strait Times, Jumat (29/8/2025).
Sementara itu The Strait Times dari Singapura menyoroti aksi yang berujung bentrok dengan aparat dalam laporannya berjudul “Thousands Clash with Police in Jakarta as Protests Intensify”.
“Ribuan demonstran melemparkan batu dan menyalakan petasan dalam protes besar kedua di Jakarta minggu ini, yang dipicu meningkatnya kemarahan publik atas tunjangan yang besar bagi anggota parlemen,” tulis The Strait Times.
Media asal Turki Anadolu Agency menyoroti tuntutan buruh untuk menghapus upah rendah, alih daya, dan PHK massal.
Dalam artikelnya media utama di negara tempat Megawati Hangestri itu merantau menulis tajuk “Indonesians Protest Low Wages, Lawmakers’ Monetary Perks”.
Anadolu menyebut para demonstran juga menyerukan pembentukan satgas khusus untuk memantau PHK.
“Di bawah tekanan demonstrasi, DPR kemudian mengklarifikasi bahwa 580 anggota DPR hanya akan menerima tunjangan tersebut hingga Oktober,” tulis Anadolu.
- Julio Trisaputra/tvOnenews
Bloomberg menilai demonstrasi ini berpotensi menambah ketidakpastian politik dan ekonomi Indonesia.
“Protes-protes ini menambah ketidakpastian seputar kesehatan ekonomi Indonesia. Meskipun inflasi moderat dengan rata-rata sekitar 3% sejak pandemi, harga beras dan pendidikan yang tinggi telah memicu ketidakpuasan atas biaya hidup,” tulis Bloomberg dalam laporannya.
Reuters menilai aksi ini sebagai ujian besar pertama bagi Presiden Prabowo yang hampir setahun memimpin.
Disebutkan bahwa massa yang terdiri dari mahasiswa, pekerja, hingga pengemudi ojol memadati kawasan DPR RI hingga Mako Brimob, sementara aksi serupa juga digelar di Bandung, Surabaya, hingga Gorontalo.
BBC menyoroti tragedi tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang menjadi simbol perlawanan.
Polisi menembakkan gas air mata dan water cannon di Jakarta maupun Surabaya, sementara massa melemparkan molotov serta kembang api.
- Istimewa
Gojek turut menyampaikan duka cita mendalam.
“Di balik setiap jaket hijau, ada keluarga, selipan doa, dan perjuangan. Affan Kurniawan adalah bagian dari perjalanan itu, dan kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kami semua,” tulis pernyataan resmi Gojek.
BBC juga mencatat tujuh anggota Brimob ditahan dan dinyatakan melanggar kode etik buntut tragedi tersebut.
Al Jazeera menilai kerusuhan ini sebagai puncak kekecewaan publik terhadap kondisi ekonomi dan politik. Laporan mereka menyoroti tunjangan rumah anggota DPR yang mencapai Rp50 juta per bulan, nyaris 10 kali lipat UMP Jakarta.
Video kematian Affan yang beredar luas di media sosial disebut menjadi pemicu utama meluasnya amarah publik.
AFP menyebut kematian Affan sebagai pemicu protes terbesar sejak Prabowo Subianto menjabat Presiden pada Oktober 2024.
Video viral yang memperlihatkan kendaraan taktis menabrak Affan memantik ribuan massa mengepung markas Brimob di Jakarta, melempar batu hingga membakar ban bekas.
Load more