Tahu Ada Demo Besar di Indonesia, Media di Negara Megawati Hangestri Merantau Bilang Begini soal Tunjangan DPR
- Manisa BBSK - tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Bloomberg menilai demonstrasi ini berpotensi menambah ketidakpastian politik dan ekonomi Indonesia.
“Protes-protes ini menambah ketidakpastian seputar kesehatan ekonomi Indonesia. Meskipun inflasi moderat dengan rata-rata sekitar 3% sejak pandemi, harga beras dan pendidikan yang tinggi telah memicu ketidakpuasan atas biaya hidup,” tulis Bloomberg dalam laporannya.
Reuters menilai aksi ini sebagai ujian besar pertama bagi Presiden Prabowo yang hampir setahun memimpin.
Disebutkan bahwa massa yang terdiri dari mahasiswa, pekerja, hingga pengemudi ojol memadati kawasan DPR RI hingga Mako Brimob, sementara aksi serupa juga digelar di Bandung, Surabaya, hingga Gorontalo.
BBC menyoroti tragedi tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang menjadi simbol perlawanan.
Polisi menembakkan gas air mata dan water cannon di Jakarta maupun Surabaya, sementara massa melemparkan molotov serta kembang api.
- Istimewa
Gojek turut menyampaikan duka cita mendalam.
“Di balik setiap jaket hijau, ada keluarga, selipan doa, dan perjuangan. Affan Kurniawan adalah bagian dari perjalanan itu, dan kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kami semua,” tulis pernyataan resmi Gojek.
BBC juga mencatat tujuh anggota Brimob ditahan dan dinyatakan melanggar kode etik buntut tragedi tersebut.
Al Jazeera menilai kerusuhan ini sebagai puncak kekecewaan publik terhadap kondisi ekonomi dan politik. Laporan mereka menyoroti tunjangan rumah anggota DPR yang mencapai Rp50 juta per bulan, nyaris 10 kali lipat UMP Jakarta.
Video kematian Affan yang beredar luas di media sosial disebut menjadi pemicu utama meluasnya amarah publik.
AFP menyebut kematian Affan sebagai pemicu protes terbesar sejak Prabowo Subianto menjabat Presiden pada Oktober 2024.
Video viral yang memperlihatkan kendaraan taktis menabrak Affan memantik ribuan massa mengepung markas Brimob di Jakarta, melempar batu hingga membakar ban bekas.
Load more