Unit Vespunk Comeback, dan Rilis Video Musik “Bukan Itu”, Bukti Soliditas Komunitas Vespa di Ultah Scooterhood
- Ist
tvOnenews.com - Setelah lima tahun vakum, Vespunk akhirnya kembali hadir dengan karya baru yang menandai kebangkitan mereka. Kuartet punk asal Jakarta itu merilis single terbaru berjudul “Bukan Itu” lengkap dengan video musik, tepat di bulan kelahiran mereka, Agustus.
Momen ini terasa semakin spesial karena bertepatan dengan ulang tahun komunitas skuteris, Scooterhood, yang juga menjadi rumah awal perjalanan band tersebut.
Sejak menetas pada 17 Agustus 2012 dengan nama Scooterhood, band ini sudah melewati transformasi panjang.
Album pertama mereka berisi lagu berbahasa Inggris, sementara di album kedua mereka beralih menggunakan bahasa Indonesia dan resmi berganti nama menjadi Vespunk.
Kini, setelah badai pandemi yang sempat meredam aktivitas, mereka kembali dengan warna baru yang lebih matang.
“Saat hiatus, komunikasi kami tetap jalan walau terpisah kota. Komunitas Vespa selalu tanya, ‘kapan Vespunk balik?’ Dari situ kami sadar, ini bukan sekadar band. Ini rumah. Kami harus kembali,” ujar Ledu, sang gitaris, dilansir dari Antaranews.
Single “Bukan Itu” hadir dengan nuansa punk klasik, namun lebih melodis dan sesuai dengan selera pasar saat ini.
Lagu ini membicarakan konflik emosional dalam hubungan antar manusia entah dengan pasangan, sahabat, atau keluarga.
“Pesannya sederhana tapi dalam: kalau ada konflik, jangan cari menang. Empati adalah solusi meredam api emosi,” kata Wawah, vokalis sekaligus produser eksekutif.
Video musiknya digarap secara mandiri di kawasan Kebagusan, Jakarta, melibatkan banyak rekan komunitas yang ikut mendukung proses syuting.
“Bagi kami, ini bukan sekadar video musik. Ini bukti nyata solidaritas,” tambah Fahri, sang drummer.
Ultah Scooterhood & Bukti Persaudaraan Skuteris
Comeback Vespunk semakin terasa meriah karena dilaksanakan bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-13 Scooterhood.
Ratusan skuteris dari berbagai wilayah Jakarta ikut riding bersama dari Taman Menteng menuju lokasi acara di Jakarta Selatan.
Menurut Ketua Scooterhood, Mochamad Fachri Chuzaeri, momen ini menjadi tonggak penting bukan hanya untuk Vespunk, tetapi juga bagi regenerasi Scooterhood.
“Scooterhood adalah forum persaudaraan yang dipersatukan oleh kreativitas tanpa batas. Insya Allah momen reborn ini memberi dampak positif bagi sosial dan ekonomi. Merdeka,” ujarnya.
Sejak berdiri, Scooterhood telah menggelar beragam agenda istimewa, mulai dari aksi amal, rekor parkir massal, hingga rally lintas kota.
Dukungan lintas komunitas seperti SJTB, SJUB, SJPB, PSJB, PSJS, hingga Ladiescoot Veronicaa menjadi bukti bahwa kebersamaan dan solidaritas masih menjadi roh utama pergerakan ini.
“Pandemi meluluhlantakkan semua lini. Semoga comeback Vespunk dan regenerasi Scooterhood jadi tonggak sejarah untuk kebangkitan ekosistem kreatif negeri ini. Satu Vespa lahir banyak saudara,” tegas Wawah.
Selain soal musik, Vespunk juga menyampaikan refleksi tentang makna kemerdekaan di era digital. Wawah menegaskan bahwa merdeka bukan berarti bebas bertengkar di media sosial atau sekadar mengejar viralitas.
“Merdeka itu merdeka diri kita sendiri, bukan di panggung viral sama gawai gitu,” ujarnya.
Bagi mereka, kemerdekaan sejati adalah menggunakan kebebasan untuk berkarya, saling menolong, dan membangun kebersamaan.
Filosofi ini juga membuat mereka lebih memilih kreasi organik ketimbang sekadar mengandalkan teknologi kecerdasan buatan.
Meski mengakui AI bisa membantu, Vespunk percaya sentuhan manusia tetap menghadirkan “rasa” yang lebih hangat.
Pandemi menjadi bukti nyata bagaimana koneksi manusia tetap lebih penting daripada sekadar interaksi virtual.
Bagi Vespunk, hari kemerdekaan adalah pengingat untuk kembali pada esensi: seni, kebersamaan, dan solidaritas nyata. Musik dan komunitas vespa bukan hanya soal hiburan, tetapi juga ruang untuk merawat persaudaraan dan menjaga rasa. (udn)
Load more