Mitra Transportasi Digital dan Tantangan Finansial: Sebuah Solusi Inklusif yang Relevan di Indonesia
- tim tvOnenews
tvOnenews.com - Di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi digital, kebutuhan akan layanan keuangan yang inklusif semakin krusial. Terutama bagi para pekerja sektor informal seperti pengemudi transportasi online, akses terhadap produk finansial yang relevan bukan sekadar pilihan, tetapi menjadi kebutuhan mendesak.
Sayangnya, banyak dari mereka masih belum terlayani oleh sistem keuangan konvensional yang mensyaratkan dokumen formal dan riwayat kredit. Layanan keuangan yang disesuaikan dengan realitas lapangan bisa menjadi penopang penting stabilitas ekonomi para pengemudi.
Mereka bukan hanya memerlukan dana cepat, tetapi juga perlindungan pendapatan, tabungan, dan perencanaan keuangan jangka panjang.
Tanpa solusi yang sesuai, mereka rentan terhadap siklus utang dan kesulitan mencapai mobilitas sosial yang lebih tinggi. Inklusi keuangan tidak hanya sebatas memberi pinjaman, melainkan juga membuka jalan menuju kemandirian ekonomi.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, pelaku di sektor ride-hailing bisa mendapatkan solusi yang sebelumnya sulit dijangkau. Inisiatif terbaru pun hadir untuk menjembatani kesenjangan ini.
Menjawab kebutuhan tersebut, inDrive meluncurkan inDrive.Money, sebuah layanan keuangan digital yang dirancang khusus untuk pengemudi transportasi online resmi diluncurkan pada Februari 2025.
Sejak peluncurannya, layanan ini telah menarik perhatian hingga 80% mitra pengemudi yang menerima penawaran, menandakan tingginya permintaan terhadap solusi keuangan yang mudah diakses dan sesuai kebutuhan.
“Kami melihat semangat besar dari para mitra pengemudi. Respon positif ini menunjukkan bahwa mereka membutuhkan layanan keuangan yang mudah diakses dan cocok dengan kondisi mereka,” ujar Wahyu Ramadhan.
Kolaborasi dengan Ammana, platform pinjaman syariah berbasis teknologi, membuat inisiatif ini semakin relevan dan bernilai tambah bagi para pengemudi.
Melalui kerja sama tersebut, berbagai layanan pun dikembangkan: mulai dari pendanaan mikro, pembiayaan kendaraan, hingga fitur Buy Now, Pay Later untuk kebutuhan operasional seperti bahan bakar dan perawatan kendaraan.
Model embedded finance ini menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya digitalisasi dan tren penggunaan dompet digital di kalangan masyarakat.
Pasar ride-hailing di Indonesia diperkirakan tumbuh dari USD 2,67 miliar pada 2023 menjadi lebih dari USD 4,66 miliar pada 2028 (Mordor Intelligence, 2024). Pertumbuhan ini menandakan peluang besar bagi layanan keuangan yang menyasar komunitas pengemudi.
Namun, keterbatasan akses ke lembaga keuangan formal membuat sebagian besar dari mereka beralih ke layanan pinjaman P2P dan fintech alternatif.
"Mitra pengemudi transportasi digital merupakan bagian penting dari ekonomi digital Indonesia, tetapi banyak dari mereka masih kesulitan mendapatkan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tujuan kami adalah membantu para mitra ini menjadi lebih mandiri secara ekonomi, membuka peluang usaha, dan meningkatkan kesejahteraan mereka di masa depan," Widji Tri Kusuma Adhi.
Saat ini, hanya 51% populasi Indonesia yang memiliki rekening bank, dan kurang dari 20% memiliki akses ke kredit formal.
Sebaliknya, pengguna layanan P2P tumbuh pesat, terutama di kalangan muda usia 19–34 tahun dan mayoritas perempuan.Lonjakan nilai pendanaan dari Rp3,5 juta pada 2019 menjadi Rp7,1 juta di 2024 mencerminkan permintaan yang tinggi terhadap layanan keuangan digital yang fleksibel dan cepat.
Dengan pendekatan yang berbasis teknologi, transparan, serta patuh terhadap regulasi OJK dan Bank Indonesia, kolaborasi seperti ini diharapkan mampu membawa dampak nyata bagi ekonomi digital nasional. (udn)
Load more