GIGI, Isyana, For Revenge, dan DJ Lalalili Tampil di Monologi Concert Bandung pada September Mendatang
- tim tvOnenews
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, konser musik tak lagi hanya soal tampil di panggung dan menyanyikan lagu.
Perkembangan selera penonton mendorong perubahan pendekatan dalam dunia pertunjukan musik.
Kini, elemen narasi, visual, dan emosi menjadi bagian penting dalam menciptakan pengalaman yang lebih menyeluruh.
Penonton tidak lagi datang sekadar untuk mendengar lagu favorit, tetapi juga ingin merasa tersentuh dan terlibat dalam cerita yang dibawakan.
Hal ini memunculkan tren konser tematik yang menggabungkan storytelling dan atmosfer visual untuk menciptakan pertunjukan yang lebih mendalam dan menyentuh sisi emosional audiens.
Dengan meningkatnya ekspektasi ini, peran produser dan tim kreatif pun menjadi semakin krusial. Mereka dituntut untuk menciptakan konsep yang bukan hanya kuat secara musikal, tetapi juga memiliki kekuatan naratif yang bisa dirasakan oleh ribuan penonton secara bersamaan.
Proses kreatifnya pun sering melibatkan berbagai disiplin seni—mulai dari teatrikal, tata panggung, hingga sinematografi—untuk menciptakan pengalaman yang benar-benar imersif.
Meski penuh tantangan, pendekatan ini membuka peluang besar untuk menyuguhkan pertunjukan yang terasa lebih personal dan autentik. Konser tak lagi jadi ruang pasif, melainkan ajang interaksi emosional antara musisi dan penonton.
Salah satu contoh konser yang mengusung pendekatan ini adalah Monologi Concert: Nada dan Narasi, yang akan digelar pada 27 September 2025 di Eldorado Dome, Lembang, Bandung.
Konser ini diprakarsai oleh Kailash Group dan akan menampilkan empat nama besar lintas genre: GIGI, Isyana Sarasvati, For Revenge, serta DJ Lalalili.
Monologi mengusung konsep yang unik, yakni menjahit elemen narasi ke dalam alur musikal. Tiap musisi akan tampil dalam sesi terpisah, dan menariknya, urutan tampil disusun berdasarkan tahun kelahiran masing-masing artis. Hal ini memberi dimensi personal yang mendalam bagi setiap segmen pertunjukan.
“Konsep ini sebenarnya cukup menantang untuk kami wujudkan,” ungkap Resdi, selaku kepala proyek acara dari Kailash Group.
“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengubah pola pikir yang biasanya hanya mengandalkan pertunjukan besar menjadi pengalaman yang lebih tertata dan bermakna.”
Load more