"Kecuali kaidah penulisan huruf kaligrafi, memang diajarkan saat di pondok pesantren dulu," ujarnya.
Talentanya tumbuh setelah beberapa kali saat remaja ikut dalam kepanitiaan peringatan hari besar Islam, dan selalu ada di seksi dekorasi. Dari situ, kemampuan menghasilkan karya kreatif terasah.
Saat ini, kaligrafi hasil karyanya menyebar di sejumlah daerah. Bahkan dia sedang mengejar waktu meyelesaikan pesanan dari klien di Kalimantan.
"Paling murah kaligrafi dihargai Rp200 ribu. Paling mahal, biasanya surat yasin lengkap, bisa mencapai Rp 8 juta," ujarnya.
Sejak awal Ramadhan, pesanan meningkat. Umat islam cenderung akan menghias, terutama ruang tamu dengan kaligrafi untuk lebaran nanti. (Sonik Jatmiko/Buz)
Load more