Melihat Teknologi Karbon Pertama di Asia di Tengah Cuaca Ekstrem dan Krisis Iklim
- Istockphoto
tvOnenews.com - Perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, namun kini menjadi realitas yang memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Lonjakan suhu ekstrem, pola cuaca tak menentu, dan meningkatnya kejadian bencana alam menjadi bukti bahwa bumi tengah menghadapi tekanan besar akibat akumulasi emisi karbon di atmosfer.
Untuk menghindari dampak yang lebih parah, dunia kini tengah berpacu mencari solusi konkret dalam menurunkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Salah satu pendekatan yang tengah mendapatkan perhatian luas di berbagai belahan dunia adalah teknologi penangkapan karbon.
Dikenal sebagai Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), teknologi ini memungkinkan penangkapan karbon dioksida dari sumber emisi industri sebelum dilepaskan ke udara, untuk kemudian disimpan atau dimanfaatkan kembali.
Negara-negara dengan jejak industri tinggi mulai mengadopsi teknologi ini sebagai bagian penting dari strategi transisi menuju energi bersih.
Indonesia pun mulai mengambil peran dalam tren global ini. Menariknya, terobosan justru datang dari Aceh, yang kini tengah bersiap menjadi salah satu pionir penerapan teknologi CCS/CCUS di Asia.
Sebuah langkah maju yang menandai kesiapan daerah dalam mendukung transformasi energi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Langkah awal pengembangan teknologi penangkapan karbon ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT Pema Global Energi (PGE), anak usaha dari PT Pembangunan Aceh (PEMA), dan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Kerja sama ini akan difokuskan di kawasan Lapangan Arun, yang memiliki sejarah panjang sebagai salah satu pusat industri energi di Indonesia.
“Kami di PT PEMA sebagai BUMD milik Pemerintah Aceh terus berkomitmen dan bekerja keras untuk menciptakan lapangan kerja baru demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami juga mendukung iklim investasi yang sehat di Aceh,” ujar Mawardi Nur.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga membawa misi sosial dan lingkungan yang lebih luas.
Teknologi CCS/CCUS dianggap strategis karena dapat membuka peluang kolaborasi lintas sektor, mendorong adopsi teknologi ramah lingkungan.
Serta meningkatkan kapasitas industri lokal untuk bersaing dalam ekonomi rendah karbon yang sedang berkembang secara global.
Dengan mulai diterapkannya proyek CCS/CCUS di Lapangan Arun, Aceh akan memiliki posisi yang semakin penting dalam peta energi bersih regional.
“Keamanan dan kenyamanan investasi di Aceh kami jamin sepenuhnya. Pemerintah Aceh siap mengawal setiap investasi yang masuk demi kemajuan daerah,” tegas Gubernur Aceh, Muzakir Manaf.
Wilayah ini memiliki potensi besar untuk mendukung program penurunan emisi berkat infrastruktur energi yang sudah tersedia dan letaknya yang strategis.
Hal ini sejalan dengan arah baru industri global yang bergerak menuju efisiensi energi dan pengurangan dampak lingkungan.
Kolaborasi antara pelaku industri nasional dan entitas lokal seperti PEMA menjadi contoh bagaimana sinergi bisa mempercepat penerapan solusi iklim.
Dengan pendekatan yang terencana dan dukungan teknologi yang tepat, diharapkan tidak hanya mengurangi emisi karbon secara signifikan, tetapi juga menciptakan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. (udn)
Load more