Belum Puas Dijuluki 'Pahlawan' di Gunung Rinjani, Agam Rinjani Buka-bukaan Dirinya Ingin Hal ini Terwujud Ternyata...
- Kolase tangkapan layar YouTube Deddy Corbuzier & Instagram/@agam_rinjani
tvOnenews.com - Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani mengutarakan keinginan terpendam yang belum tercapai meski sudah dilabeli pahlawan Gunung Rinjani.
Belakangan ini, nama Agam Rinjani menggemparkan publik Indonesia dan Brasil karena berhasil rescue jasad Juliana Marins di Gunung Rinjani.
Agam Rinjani baru tiba di Gunung Rinjani pasca empat hari sejak Marins terperosok ke jurang ratusan meter pada 21 Juni 2025.
Agam Rinjani menyesalkan dirinya telat gabung, nyawa pendaki asal Brasil tersebut tidak selamat usai ditemukan kondisi meninggal dunia.
Di balik penyesalan tersebut, Agam Rinjani dijuluki "pahlawan" oleh warganet Brasil setelah berhasil merescue jasad Juliana Marins pada 25 Juni 2025.
Meski sudah dapat julukan pahlawan, Agam Rinjani tampak belum puas dengan gelar tersebut melekat kepada dirinya.
Di hadapan Menteri Kehutanan (Menhut), Agam Rinjani mengusulkan agar Kemenhut mengadakan latihan menciptakan guide berlisensi.
"Jadi ini betul-betul harus punya guide yang berlisensi, itu yang paling penting," kata Agam Rinjani dalam pertemuan dengan Kemenhut di Jakarta dikutip tvOnenews.com, Jumat (4/7/2025).
Menurut Agam, selama ini banyak guide atau porter gunung yang tidak memiliki lisensi profesional.
- Kemenhut
Kebutuhan lisensi guide yang profesional untuk menghindari kecelakaan pendaki ketika naik gunung.
Untuk itu, relawan asli Makassar tersebut menyarankan pelatihan khusus guide berlisensi profesional segera diadakan Kemenhut.
"Persoalan harga tergantung mereka. (tempat latihan) di Bandung untuk melatih teman-teman yang ada Rinjani Squad," ujar Agam.
Ia menyebut pelatihan lisensi guide tidak sekadar untuk tim Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGN), tetapi terbuka secara umum.
"Masyarakat yang betul-betul ini nanti mereka TOT ke teman-temannya di sana sampai bersertifikasi termasuk taman nasional, Polhut ada semua," bebernya.
Jika latihan sertifikasi lisensi profesional selesai, mereka bisa mengajarkan kepada porternya masing-masing.
Ia berbicara jujur keinginan tersebut sulit dicapai karena tidak punya kewenangan bagaimana bisa menjadi guide profesional.
"Kami mau mengajari tapi benar-benar tidak punya lisensi, tapi kami ada kemampuan, itu yang jadi problem," jelasnya.
Pria lulusan Antropologi di Universitas Hasanuddin (Unhas) ini juga mengusulkan agar Kemenhut mendukung pembuatan sekretariat untuk tim rescue.
"Sama paling penting itu sekretariat, itu alat di mana-mana, ada di bawah tangga, ada di rumah Bang Ade, di Bang Botol, di rumahku, kami mau bangun itu pakai layar, kami sudah setting semua," saran dia.
Saran tersebut tidak lepas sebagai bentuk antisipasi tim rescue apabila ada bencana gunung meletus dan pendaki yang jatuh.
"Ketika ada bencana kasih kamera yang nyala di Pelawangan dipantau dari bawah, komunikasi apa yang kurang bisa dilihat semua," paparnya.
"Kayak di film-film, ketika ada bencana siapa petugas yang di sana, semua layar langsung masuk. Bukan cuma Rinjani ya, melihat beberapa gunung di Indonesia hampir semua," sambungnya.
Sementara, Menhut Raja Juli Antoni mengapresiasi usaha Agam Rinjani, Tyo Survival hingga tim SAR gabungan telah evakuasi Juliana Marins.
Kecelakaan Juliana Marins terperosok ke jurang membuat Menhut serius mengevaluasi prosedur keamanan pendakian secara total.
"Saya ingin ada perbaikan di Taman Nasional. Kita harus hati-hati sekali tentang pengelolaan Taman Nasional untuk pendakian," ungkap Raja Antoni.
Bagi Raja Antoni, safety first sebelum pendakian merupakan aspek terpenting mewujudkan parameter keselamatan untuk pendaki.
"Penting bagi kita untuk mendefinisikan safety first ini seperti apa measurementnya. Ini dapat diperoleh dengan prinsip teori partisipatif melibatkan orang-orang yang memang berada di lapangan," jelas Menhut.
Penerapan RFID juga harus sudah berjalan di TNGN, sebab kebutuhan tersebut hanya baru berlangsung di Gunung Merbabu.
Kemudian, Menhut RI itu juga berharap syarat pendakian mengetahui level kesulitan trek gunung yang didaki juga harus diterapkan sedari sekarang.
"Saya punya ide untuk membuat ketentuan prasyarat pendakian yang didasari level kesulitan suatu gunung," tandasnya.
(hap)
Load more