Perajin Beduk di Banyumas Ramai Pesanan Sejak Sebelum Ramadhan

Banyumas, Jawa Tengah - Sejak sebelum Ramadhan, perajin beduk di Desa Keniten, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sudah mulai ramai pesanan. Berbeda dengan dua Ramadhan sebelumnya, tahun ini pesanan kembali normal.

"Ramadhan pada awal pandemi banyak pembatasan ibadah, sangat berpengaruh kepada kami. Lalu Ramadhan tahun lalu lumayan ada pesananan, karena mungkin sudah dilonggarkan aktivitas ibadahnya," ujar Taufik Amin, salah seorang perajin beduk, Minggu (3/4/2022).

Di Desa Keniten, ada beberapa perajin beduk dan rebana. Tidak hanya melayani pembuatan, tetapi juga servis atau perbaikan. 

Pesanan tak hanya dari wilayah Kabupaten Banyumas, tetapi juga dari kabupaten lain, seperti Purbalingga, Wonosobo, Brebes, bahkan Jakarta.

"Kebanyakan pelanggan yang sudah bertahun-tahun percaya dengan produk kami," ujarnya. 

Dengan pekerja sebanyak empat hingga lima orang di satu bengkel kerja, proses pembuatan bisa memakan waktu satu hari hingga sepekan. Tergantung ukuran  diameter beduk. Makin besar, makin lama pengerjaannya.

Beduk-beduk yang dipesan, kebanyakan beduk yang berukuran sedang. Yakni 40 cm, dihargai sekitar Rp2 juta dan ukuran 60 cm dengan harga Rp2,5 juta. Beduk besar diameternya mulai 1,5 meter, dipatok mulai harga Rp45 juta.

Beduk dibuat dari kayu berkualitas. Kayu potongan, dirapatkan menjadi bentuk tabung. Lalu dihaluskan dan dipasang senar beduk dari kulit kambing atau sapi.

"Bahan baku kulit kadang susah didapat. Apalagi yang untuk ukuran jumbo. Harus telaten mencari, sampai dapat yang pas," katanya. 

Situasi yang makin membaik, dirasakan bagi perajin beduk. Aktivitas yang lebih longgar sejak pandemi, membuat bisnis ini kembali pulih. (Sonik Jatmiko/Buz)