Para Pedagang di Lahan Milik BMKG Terpaksa Minggat Meski Sudah Bayar Setoran Puluhan Juta ke Ormas GRIB Jaya? Faktanya...
- Kolase tvOnenews
tvOnenews.com - Nasib para pedagang yang telah bayar sewa lapak jualan kepada anak buah Hercules di GRIB Jaya menjadi terombang-ambing.
Pasalnya, setelah lahan yang diduduki GRIB Jaya akhirnya digusur dan diambil alih lagi oleh BMKG, kini nasib mereka untuk berjualan di tanah tersebut menuai tanya.
Kegaduhan yang terjadi antara BMKG dengan anak buah Hercules di ormas GRIB Jaya mulai mereda. Terbaru, kepolisan sampai turun tangan di kasus ini.
Mula-mula, BMKG melaporkan GRIB Jaya soal pendudukan lahan miliknya oleh ormas tersebut yang sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir.
Kepolisian akhirnya bertindak cepat dengan menggusur sejumlah bangunan GRIB Jaya di atas tanah tersebut mengingat BMKG dikatakan sebagai pemilik yang sah.
Tindakan tersebut sebetulnya sempat mengalami perlawanan dari ormas GRIB Jaya hingga ahli waris yang mengaku berhak atas lahan tersebut.
Setelahnya, BMKG memutuskan untuk memagari lahan itu. Rencananya, pembanguan gedung arsip sesuai konsep awal bakal dilanjut.
- Kolase tvOnenews
Akan tetapi, timbul pertanyaan bagaimana nasib para pedagang di lahan tersebut yang sebelumnya telah bayar hingga puluhan juta kepada GRIB Jaya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan jika selama ini GRIB Jaya telah melakukan aktivitas ilegal di lahan itu, termasuk disewakan ke pihak lain.
“Mereka melakukan penguasaan lahan tanpa hak milik BMKG. Kemudian memberikan hak kepada pengusaha lokal, pedagang pecel lele dan pedagang hewan kurban,“ kata Kombes Ade Ary di YouTube tvOnenews.
Sejumlah pedagang yang berjualan di lahan BMKG akhirnya speak up. Penjual makanan seafood Darmaji misalnya. Dia mengaku sudah habis puluhan juta untuk berniaga.
Darmaji mengungkapkan kalau awalnya dia ditawari oleh RT setempat untuk jualan. Sudah empat bulan ini dirinya mentransfer uang sewa kepada Ketum GRIB Jaya Tangsel.
“Saya transfer ke beliau langsung (Ketum GRIB Jaya Tangsel Yani Tuanaya) dari Januari-Mei empat atau lima bulan. Satu kali transfer uang sewa Rp3 juta, listrik Rp500 ribu,” kata Darmaji.
Lebih lanjut, Darmaji menceritakan kalau dirinya sudah menghabiskan dana sampai dengan Rp70 juta untuk membangun lapak dagangan di lahan tersebut.
Kini, Darmaji kabarnya harus memindahkan tempat dagangannya setelah BMKG mengambil alih lahan tersebut dari ormas GRIB Jaya.
Beda halnya dengan Ina Wahyuningsih, penjual kambing kurban yang sama-sama telah membayar uang puluhan juta kepada ormas GRIB Jaya.
Ina Wahyuningsih bahkan mengaku kalau biasanya dia bayar hanya Rp10 juta, tapi kini GRIB Jaya menaikkan sewa hingga Rp25 juta sebelum akhirnya bisa dinegosiasikan.
“Pertama mereka minta 25 juta, kita nego, 20 juta tapi nggak dapat, akhirnya ambil di tengahnya jadinya 22 juta,“ ungkap pedagang kambing kurban tersebut.
Sebelumnya, Ina Wahyuningsih tidak tahu kalau lahan tersebut punya BMKG. Katanya, GRIB Jaya mengaku sudah dapat amanat dari ahli waris hingga diizinkan oleh instansi setempat.
- Kolase tvOnenews
“Saya nggak tahu, karena waktu saya datang ke sini itu ormas, waktu saya tanya ke mereka, mereka bilang kalau mereka dikasih hak sama ahli waris untuk mengelola tanah ini,“ papar Ina.
Nasib Ina Wahyuningsih jauh lebih beruntung dari Darmaji. Ia masih diberi kesempatan oleh BMKG untuk berjualan di tanah tersebut sampai Hari Raya Idul Adha.
“Alhamdulillah BMKG baik, kita diizinkan tetap berjualan di sini sampai dikasih waktu sampai tanggal 8, jadi tanggal 8 kita steril,“ tegas Ina Wahyuningsih.
“Saya berterima kasih kepada BMKG karena sudah memberi waktu karena ini hewan tidak sedikit,“ pungkasnya.
(han)
Load more