Megawati Hangestri Ungkap Tekanan Berat di Liga Voli Korea sampai ingin Pulang: Aku Gak Kuat
- Kolase tvOnenews.com/ KOVO
tvOnenews.com - Megawati Hangestri kembali menjadi sorotan setelah secara jujur mengungkap tekanan berat yang ia alami saat bermain di Liga Voli Korea.
Megawati Hangestri mengaku sempat merasa tidak kuat dan ingin pulang ke Indonesia.
Megawati Hangestri juga akhirnya mengungkap alasan mengapa penampilannya di Proliga 2025 dianggap tak seperti biasanya.
![]()
Megawati Hangestri Bicara soal Gaji Gresik Petrokimia. (Sumber: YouTube - Deddy Corbuzier)
Sebagai salah satu pevoli terbaik Indonesia, perjalanan Megawati di Korea Selatan bersama klub Daejeon JungKwanJang Red Sparks sebenarnya mencatat prestasi luar biasa.
Ia berhasil membawa tim tersebut ke final untuk pertama kalinya sejak musim 2011–2012.
Namun, di balik prestasi itu, ada beban dan tekanan mental yang sangat besar.
"Latihan di Korea Selatan, pastinya ada tekanan, capek, latihan lebih berat daripada pertandingan. Latihan kayak padat banyak banget porsinya, teriakan pelatih juga," ujar Megawati dalam podcast bersama Deddy Corbuzier.
Tekanan itu membuatnya pernah berpikir untuk menyerah. "Aku cerita ke pacar aku, aku malas dan mau pulang. Aku sempat bilang ke mas Wibi Anhari (manajer), aku gak kuat, ingin pulang lagi ke Indonesia, itu pertama kali pas main di Korea," ungkapnya.
Tekanan fisik juga datang dalam bentuk cedera serius yang dialaminya. Betisnya mengalami robekan sepanjang 22 cm akibat overuse.
![]()
Megawati Hangestri dan Deddy Corbuzier. (Sumber: YouTube - Deddy Corbuzier)
Cedera itu sudah mulai terasa sejak leg pertama final Liga Voli Korea, namun ia memilih untuk tetap bermain.
"Rasanya sakit banget di betis, awalnya lutut, lututnya bengkak," ceritanya.
Lebih mengejutkan lagi, Megawati tetap bermain di leg ketiga meskipun betis dan paha atasnya sudah ketarik.
Ia bahkan tidak mengonsumsi obat penghilang rasa sakit selama pertandingan lima set yang menguras tenaga.
Dalam kondisi fisik seperti itu, Megawati memilih untuk tetap bertahan di lapangan demi timnya.
Kondisi ini pula yang membuatnya sempat berpikir untuk tidak bermain di Proliga 2025. Ia merasa tubuhnya belum pulih sepenuhnya.
"Setelah aku cedera, aku sempat bilang untuk kontraknya diputus saja karena lagi cedera," ungkapnya.
Namun, respons dari klub Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia justru sangat positif.
Manajemen tim tetap memberikan dukungan dan memintanya untuk hadir meskipun hanya tampil sebentar.
"Pihak Petrokimia bilang tidak apa-apa tetap datang, semua orang suka, kamu datang main sebentar aja, mereka udah happy," ujar Megawati.
Selama Proliga 2025, Megawati hanya bermain di tiga pertandingan: dua di babak final four di Solo dan satu di perebutan tempat ketiga.
Meski tampil terbatas, ia merasa tidak nyaman menerima honor penuh.
"Aku bilang dikurangi saja, karena aku main gak full, tetapi pihak tim tetap kasih," katanya dengan penuh kerendahan hati.
Apa yang dialami Megawati Hangestri selama dua tahun di Korea Selatan jelas bukan hal mudah.
Namun, pengalaman itu telah membentuk mentalitasnya sebagai atlet profesional. Ia kini lebih kuat, lebih tahan banting, dan memahami arti dari konsistensi dan pengorbanan.
Kini, setelah melewati masa berat itu, Megawati memilih untuk pulang sejenak ke Indonesia untuk bertemu keluarganya.
"Aku ingin pulang ke Indonesia dulu, capek setelah dua tahun, ingin ketemu mama dan menghabiskan waktu dengan keluarga," ucapnya penuh haru.
Meski demikian, ambisinya untuk kembali berkarier di luar negeri masih menyala.
"Tetap ke luar (bermain di luar negeri), lebih cari pengalaman, uang akan datang kalau skill sudah bagus," tandas Megawati Hangestri.
Perjalanan Megawati menjadi bukti bahwa menjadi atlet profesional tak hanya soal fisik yang kuat, tetapi juga mental yang tangguh.
Di tengah tekanan berat, ia memilih untuk tetap berjuang, bahkan saat tubuhnya meminta untuk berhenti.
(tsy/anf)
Load more