Bukan di Indonesia, Ini Presiden Paling Miskin se-Dunia! Gajinya 90 Persen Sengaja Dibagi-bagikan ke Rakyat
- Istimewa
“Aku pernah berbicara dengan semut. Aku pikir aku gila,” kenangnya suatu hari.
“Tapi hari aku dibebaskan, itulah hari terbaik dalam hidupku. Jadi presiden? Itu tidak ada apa-apanya,” tambahnya.
Dari Tahanan Politik ke Pemimpin Bangsa
Setelah 14 tahun di penjara, Mujica dibebaskan pada tahun 1985, saat Uruguay kembali ke demokrasi. Ia memasuki dunia politik formal dan menjadi anggota parlemen, lalu menteri pertanian pada 2005 dalam pemerintahan Frente Amplio, koalisi kiri-tengah.
Lima tahun kemudian pada usia 74, Mujica terpilih sebagai Presiden Uruguay (2010–2015).
Kemenangannya menjadi bagian dari gelombang merah di Amerika Latin yang juga melambungkan tokoh-tokoh seperti Lula da Silva (Brasil) dan Hugo Chávez (Venezuela).
Namun berbeda dari banyak rekannya, Mujica justru lebih dikenal karena kesederhanaan ekstremnya, bukan retorika bombastis.
- Istimewa
Presiden yang Tidak Mau Tinggal di Istana
Alih-alih tinggal di istana presiden, Mujica memilih tinggal di rumah tua berdinding bata di pinggiran Montevideo, bersama istrinya Lucía Topolansky yang juga mantan gerilyawan.
Ia menolak pengawalan ketat, menyetir sendiri Volkswagen Beetle 1987, dan menyumbangkan 90% gajinya untuk amal. Rumahnya tidak memiliki pendingin udara, dan ia sering terlihat menjemur pakaian sendiri.
"Mereka bilang saya presiden termiskin di dunia. Bukan. Miskin adalah mereka yang butuh terlalu banyak," katanya dalam wawancara tahun 2012.
"Saya hidup sederhana, ya, karena saya tidak mau diperbudak oleh kebutuhan," tambahnya.
Prestasi dan Kontroversi Pepe Mujica
Selama masa pemerintahannya, ekonomi Uruguay tumbuh rata-rata 5,4% per tahun, kemiskinan menurun, dan pengangguran tetap rendah, meski dunia sedang dilanda krisis ekonomi.
Ia juga mendorong legislasi progresif yang membuat Uruguay menjadi pionir di Amerika Latin dalam hal legalisasi aborsi, pengakuan pernikahan sesama jenis, dan regulasi penggunaan ganja secara legal
Namun pemerintahan Mujica tidak lepas dari kritik. Lawan politiknya menuding belanja negara membengkak, dan beberapa reformasi pendidikan yang dijanjikan tak berjalan optimal.
Meski demikian, tak pernah ada tuduhan korupsi atau upaya merusak sistem demokrasi selama atau setelah masa jabatannya.
Load more