Di Acara Maulid Nabi, Hercules dengan Jas Putih Berani Bicara soal Ilmunya yang Paling Tinggi: Saya kan...
- Grib
tvOnenews.com - Nama Rosario de Marshall, atau yang lebih dikenal sebagai Hercules, mencuat di tengah polemik nasional, setelah potongan videonya beredar luas dan menuai reaksi dari sejumlah purnawirawan TNI.Â
Dalam video tersebut, Hercules dianggap melontarkan pernyataan yang dinilai merendahkan para purnawirawan jenderal, sehingga memicu kecaman dari sejumlah tokoh militer, termasuk mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Letjen (Purn) Sutiyoso.
Meskipun Hercules telah membantah tudingan tersebut, isu ini semakin memperkuat sorotan publik terhadap sosok pria yang kini menjabat sebagai Ketua Umum organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Jaya.
Dalam sebuah video yang viral, Hercules menyebut Sutiyoso dengan istilah "mulut bau tanah", yang memicu kemarahan dari kalangan purnawirawan TNI. Meskipun Hercules telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, reaksi keras tetap bermunculan.Â
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, menyatakan bahwa ucapan tersebut bisa masuk dalam kategori penghinaan dan menjadi bahan diskusi internal kepolisian .
Namun, di tengah kontroversi tersebut, cuplikan video lain memperlihatkan sisi berbeda dari Hercules. Dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang ditayangkan kanal YouTube Grib TV.
Hercules memberikan pesan moral dan komitmennya terhadap pendidikan dan pembinaan anak-anak kurang mampu, khususnya mereka yang berasal dari latar belakang kelam.
"Menitipkan dan membangun pondok pesantren ini, memberikan pendidikan gratis untuk anak-anak mantan narapidana, dibina di sini untuk menjadi manusia yang berbakti pada bangsa dan negara. Termasuk anak-anak yatim, yang dititipkan Allah SWT," ujar Hercules, seperti dikutip dari Grib TV.
Pernyataan itu menggambarkan pergeseran citra Hercules dari masa lalunya yang keras menuju peran sosial yang lebih membangun.Â
Dikenal sebagai mantan preman yang punya pengaruh kuat di Jakarta, Hercules pernah menjalani kehidupan keras di jalanan sebelum akhirnya memutuskan bertobat.Â
Kini, ia dikenal aktif membina anak-anak yatim dan mantan narapidana melalui pondok pesantren yang ia kelola.
Hercules juga menekankan pentingnya GRIB Jaya untuk hadir di tengah rakyat, serta menjaga hubungan harmonis dengan unsur keagamaan dan aparat keamanan.Â
“Grib harus bersama rakyat. Jaga para ulama, jaga para kyai. Lindungilah rakyat kita, jagalah rakyat kita. Jagalah ulama kita, jagalah kyai kita," katanya dalam kesempatan tersebut.
Sebagai pemimpin ormas, Hercules menyadari tanggung jawab GRIB Jaya yang besar. Ia menyatakan bahwa ormas tersebut harus bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, TNI, dan Polri.Â
“Karena Grib ini berangkat dari ormas, maka Grib Jaya harus untuk masyarakat. Harus untuk pemerintah daerah, harus bersinergi dengan TNI dan Polri, bagaimana menciptakan aman, nyaman dan damai," tambahnya, dikutip dari Grib TV.
Hercules juga menyebut jika ia rutin membawa anak yatim setiap malam Jumat untuk mengisi pengajian dan memberikan santunan.Â
"Setiap malam Jumat, saya selalu bawa anak yatim dari seluruh Jakarta. Setidaknya 150, saya sedekahkan pada mereka," ucap Hercules.
"Harga mati untuk Bapak Prabowo Subianto. Saya tidak takut dengan manusia, saya hanya takut pada Allah SWT," ujarnya.
Namun demikian, citra Hercules sebagai tokoh ormas yang membina masyarakat kini tengah diuji oleh tudingan penghinaan terhadap purnawirawan TNI.Â
Di tengah sorotan itu, sosok Hercules tetap menjadi figur yang kompleks—seorang mantan narapidana yang bertobat dan mengasuh anak yatim, namun juga masih kerap menjadi pusat kontroversi karena gaya komunikasinya yang keras dan blak-blakan. (udn)
Â
Load more