Sambil Berlinang Air Mata, John Kei Jujur pada Pendeta Gilbert Lumoindong Kalau Dia Itu Pernah …
- YouTube: Pendeta Gilbert Lumoindong
Kini, ia berusaha menebus masa lalu dengan menjadi pribadi yang lebih baik, terutama sebagai suami dan ayah.
“Kalau dulu ke mana-mana saya sendiri dan jarang pulang. Paling pulang cuma kasih duit,” ucapnya dengan jujur.
“Sekarang saya merasa bahagia kalau saya selalu kumpul bersama dan itu sungguh luar biasa sekali dan kadang-kadang saya sama anak dan istri ngobrol, kadang saya menangis.”
Pendeta Gilbert sendiri telah beberapa kali menyuarakan keyakinannya terhadap pertobatan John Kei.
Dalam sebuah surat yang ditulis John dari balik penjara dan dibacakan oleh Pendeta Gilbert, John menyebut ayat Filipi 4:13 sebagai kekuatannya, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” Ayat tersebut mencerminkan semangat dan harapan baru dalam hidupnya.
Meski proses pertobatannya tidak mudah, John Kei mencoba membuktikan bahwa perubahan itu nyata. Dalam program #KAMUHEBAT bersama Pendeta Gilbert, ia tidak hanya menangis tapi juga membuka seluruh luka masa lalunya.
Bagi banyak orang, ini bukan hanya cerita tentang penjahat yang bertobat, tapi tentang manusia yang belajar menghargai cinta dan keluarga.
Kisah John Kei dan Pendeta Gilbert Lumoindong mengajarkan kita satu hal yaitu sebesar apa pun kesalahan di masa lalu, selalu ada jalan pulang jika kita sungguh-sungguh ingin berubah.
Mungkin, tangisan itu bukan tanda kelemahan, tapi keberanian seorang pria untuk mengakui dosa dan memulai hidup baru.
(anf)
Load more