Nyalinya Boleh Juga, John Kei Tak Kalah Nekat dengan Hercules: Ternyata Asal-usul sebagai Preman Dimulai saat John Berani…
- Kolase tvOnenews.com
Nama John Refra alias John Kei juga tak kalah sangar. Pria berdarah Maluku ini bahkan mendapat julukan "The Godfather" karena reputasinya yang ditakuti di dunia kriminal kelas berat.
Namun, siapa sangka, perjalanan John Kei juga diawali dari latar belakang penuh kemiskinan dan kekerasan sejak masa kecil.
Dalam wawancara eksklusif bersama Andy F. Noya di acara Kick Andy pada 12 April 2019, John Kei membuka lembaran hidup kelamnya.
“Saya lahir dari keluarga yang merupakan petani, bapak saya petani, ibu saya petani, miskin. Masa kecil saya setiap pulang sekolah, senior-senior kita adu kita untuk berantem (bully), kalau berantem, kalau satu kalah, udah jadi dua lawan satu, jadi dari kecil saya sebenarnya sudah hobi berantem,” ungkapnya.
Pendidikan formal John pun terhambat. Ia mengaku hanya sempat mengenyam pendidikan di SMEA, meski lebih menginginkan sekolah teknik STM.
Namun karena tak betah dan sering terlibat perkelahian, ia akhirnya putus sekolah. Meski begitu, ia berhasil mendapatkan ijazah persamaan setara SMA saat merantau.
Dengan tekad keluar dari kemiskinan, John meninggalkan kampung halamannya di usia 18 tahun dan nekat menyusup kapal menuju Surabaya tanpa tiket.
“Saya sama sekali tidak punya uang, akhirnya saya loncat masuk ke kapal tujuan Surabaya, kemudian saat ditagih tiket, saya jelaskan pada petugasnya, bahwa saya tidak punya uang, tidak punya tiket, dan akhirnya saya diminta untuk bekerja membersihkan kapal,” kenangnya.
Namun, hidup di Surabaya tak semudah bayangannya. Ia sempat tinggal dengan saudaranya, namun tak cocok dan akhirnya memutuskan hidup di jalanan. Dari sana, ia lalu menuju Jakarta.
Tahun 1992 menjadi titik balik kehidupan John Kei. Saat itu ia bekerja sebagai satpam di tempat hiburan malam yang sering dikunjungi warga asing.
Di sanalah peristiwa berdarah pertama yang membawanya pada dunia kekerasan dimulai.
- Kolase tvOnenews.com
“Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule, waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang. Akhirnya sempat berantem, polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah, masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia, cuma mau kasih besutan, ternyata diluar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati,” ungkap John.
Load more