Prabowo Subianto dan Luhut Panjaitan Ternyata Pernah Bekerja Sama Semasa Aktif di Militer? Perkenalkan, Sat 81 Kopassus, Pasukan Elit TNI AD
- Kolase tvOnenews.com / VIVA / Facebook Prabowo Subianto
tvOnenews.com - Dua tokoh pejabat negara, Presiden Prabowo Subianto dan Luhut Binsar Pandjaitan pernah memiliki sejarah panjang dalam institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Prabowo Subianto tak hanya dikenal sebagai Presiden Republik Indonesia dan mantan Menteri Pertahanan RI, tapi juga sosok berpengaruh dalam pembentukan pasukan elit TNI Sat-81/Gultor Kopassus.
Ia bersama seniornya yakni Luhut Binsar Pandjaitan, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional berperan dalam pembentukan satuan khusus Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor.
- Abdul Gani Siregar/tvOnenews.com
Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sosok berpengaruh dalam bidang militer, karena dirinya menjadi orang yang membentuk Sat 81 Kopassus.
Satuan 81 (Sat 81) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elit anti teror milik TNI Angkatan Darat.
Sat 81 Kopassus kini telah berusia lebih dari 40 tahun, sejak pertama kali dibentuk pada tahun 1981 oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan juga Prabowo Subianto.
Saat itu, Prabowo Subianto masih berpangkat Kapten. Ketika awal pembentukannya pada tahun 1981, Sat 81 dahulu dinamai Datasemen Khusus 81 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Luhut Binsar Pandjaitan sebagai komandan pertama Sat 81 Kopassus atau kini dikenal dengan Sat-81/Gultor Kopassus ini bercerita mengenai awal pembentukan satu pasukan khusus tersebut.
Pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara ini bercerita bahwa sebelum pembentukan Detasemen 81, dirinya pernah mengikuti pendidikan di US Army Special Forces di Fort Bragg.
Selanjutnya mendapat kesempatan juga menempuh pendidikan di GSG-9 atau dikenal sebagai kesatuan anti-teror di bawah naungan Polisi Federal Jerman, dan juga di Inggris yakni Royal Army Special Air Services (SAS).
Saat itu, Luhut bersama Prabowo Subianto diperintahkan untuk sekolah ke Jerman, sekolah anti teror GSG-9.
"Suatu ketika tahun 80, Pak Benny Moerdani memanggil kami, Intel BAIS waktu itu untuk dipersiapkan pergi ke Jerman, karena beliau mengantisipasi ke depan ini akan banyak ancaman teroris di dunia," ujar Luhut melalui unggahan video di akun Instagramnya.
Lanjut Luhut menceritakan bahwa saat itu dirinya diperintahkan bersama dengan Jenderal Prabowo untuk berangkat ke Jerman untuk mengikuti pendidikan GSG-9.
Load more