Semarang, Jawa Tengah - Berkarya tak mengenal profesi, siapapun bisa mengeskpresikan diri untuk mempersembahkan hasil karya terbaik dan dinikmati masyarakat luas.
Sidik Gunawan, petani warga setempat bersama enam temannya sejak awal bulan Februari 2022 lalu mulai membuat seni pari coret, dilahan sawah seluas 1.250 meter persegi.
"Jadi itu awalnya disketsa dengan tali, kemudian sketsanya ditanami padi untuk membentuk pola gambar yang diinginkan. Dan kali ini kami membentuk wajah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo," jelasnya.
Untuk menggambar seni pari coret Gunawan menggunakan padi IR 64 untuk warna hijau dan padi wulung untuk yang berwarna hitam.
" Jadi untuk membentuk pola kita gunakan 2 jenis padi yang berbeda agar bentuk dari gradasi warna terlihat. Dan untuk Menggambar wajah Gambar Ganjar kami gunakan 3 jenis padi. Untuk buat seni pari coret ini kuncinya sabar dan butuh rasa seni," ujarnya.
Setelah padi selesai ditanam, untuk terlihat hasil lukisannya harus menunggu padi tumbuh. Sehingga, padi-padi tersebut tumbuh dan gambar yang kita buat terlihat jelas.
"Pas padinya tumbuh, gambar wajah bisa semakin jelas. Apalagi kalau lihatnya pakai drone," kata Gunawan.
Wajah Ganjar Pranoawo ini merupakan hasil karya sekian yang sudah dibuat, sebelumnya juga ada sejumlah tokoh yang ia lukis dengan seni pari coret.
"Dulu saat saya membentuk gambar wajah untuk logo Lodji Londo itu viral sampai 7.7M viewers, Setelah viral, di komen postingan itu banyak yang minta pak Ganjar," terangnya.
Dia menyampaikan penggambaran wajah Ganjar ini tidak terkait politik apapun, tapi lebih kepada apresiasi terhadap kepala daerah.
"Termasuk juga cara kami menyampaikan aspirasi, karena petani ini saat ini sangat terhimpit karena saat panen pun tidak pernah mendapat keuntungan, jadi kami berharap perhatian dari pemerintah," katanya.
Ia mengatakan, Kelompok Tani Bergas Lor Pokdarwis Dewi Sri akan mengembangkan kesenian 'pari corek' untuk menjadi ikon wisata daerah.
"Kami berharap ada yang beda, jadi tidak hanya menjual view sawah dan gunung, tapi ada juga seni yang ditampilkan di sawah ini," ungkapnya.
Dia berharap, petani selain bisa mendapat pemasukan dari hasil padi yang terpanen, juga bisa menikmati pendapatan dari kunjungan wisatawan.
"Ini masih bisa dikembangkan, ada lahan kurang lebih 20 hektare yang memiliki potensi," pungkasnya. (Aditya Bayu/Buz)
Load more