Masih Ingat Evan Dimas? Sempat Jadi Wonderkid Timnas Indonesia, Kini Nasibnya Justru...
- Kolase tvOnenewws.com / Instagram/@evhandimas / PSSI
tvOnenews.com - Masih ingat dengan Evan Dimas Darmono? Eks pemain andalan Timnas Indonesia ini sempat digadang-gadang akan menjadi bintang besar di masa depan. Namun, kini ia harus rela menghadapi kenyataan yang kurang menyenangkan dalam kariernya.
Evan Dimas, mantan kapten Timnas Indonesia U-19 yang pernah membanggakan tanah air karena berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-19 di tahun 2013 silam.
Dimulai dari kesuksesannya di level usia muda, penurunan performa dalam beberapa tahun terakhir membuatnya semakin terlupakan dan jarang mendapatkan kesempatan untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Yuk, simak kembali perjalanan karier Evan Dimas saat membela klub dan Timnas Indonesia.
Awal karier sepak bola Evan Dimas dimulai saat dirinya membela Timnas Indonesia U-19 di ajang Piala AFF U-19 tahun 2013.
Dalam laga tersebut, ia berhasil menampilkan performa gemilang dengan mencetak 5 gol. Itulah kenapa, nama Evan Dimas langsung melejit pada masanya.
Memasuki usia 18 tahun, Evan Dimas bukan hanya menjadi bintang lapangan. Lebih jauh dari itu, ia juga menjadi harapan bagi masa depan sepak bola Indonesia.
Kemahirannya di lini tengah, kemampuannya dalam mengatur aliran bola, dan keterangannya saat menghadapi tekanan menjadikannya pemain yang sangat dihormati.
Ketika Timnas Indonesia U-23 melanjutkan perjuangan mereka di kualifikasi Piala Asia 2014, peran Evan Dimas sangat vital meskipun langkah mereka terhenti di fase grup.
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Tak lama setelah itu, ia dipanggil ke Timnas Senior untuk memperkuat Indonesia di Piala AFF 2014 dan terus menjadi bagian penting dalam beberapa edisi berikutnya, termasuk Asian Games 2018.
Namun, setelah berjaya di tim nasional muda, perjalanan Evan Dimas di level senior agaknya mulai mengalami kemerosotan.
Hal itu bermula saat dirinya mengalami cedera yang cukup serius yang kemudian berpengaruh pada penurunan performa fisik juga mentalnya.
Sempat memperkuat klub besar seperti Persebaya Surabaya dan Selangor FA (Malaysia), performa sang wonderkid terus menurun seiring berjalannya waktu.
Ketika bergabung dengan Arema FC pada 2025, banyak yang berharap Evan Dimas bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya, namun kenyataannya tidak sesuai ekspektasi.
Di Arema FC, ia hanya tampil dalam lima pertandingan dari sebelas laga yang dijalani tim, bahkan lebih buruk lagi, ia hanya diberi kesempatan sebagai starter dalam tiga pertandingan.
Kondisi ini sangat berbeda dengan musim sebelumnya, ketika ia hampir selalu bermain penuh dan memberikan kontribusi langsung lewat gol dan assist.
Pelatih Arema FC, Fernando Valente, memberikan kritik terhadap performa Evan Dimas.
Ia menyebut bahwa meskipun Evan memiliki potensi yang besar, terkadang cenderung bermain terlalu individualistis dan kurang memberikan kontribusi dalam sistem tim.
Penurunan performanya di level klub ternyata berpengaruh pada posisinya di Timnas Indonesia.
Eks pelatih Shin Tae-yong lebih memilih pemain yang memiliki performa konsisten di liga domestik, sehingga ia tak lagi memanggil Evan Dimas dalam skuadnya setelah Piala AFF 2020.
Ketidakpercayaan Shin Tae-yong terhadap Evan Dimas jelas menjadi pukulan besar bagi sang pemain, mengingat statusnya sebagai pemain kunci di masa lalu.
Hal ini memunculkan banyak pertanyaan di kalangan penggemar sepak bola Indonesia mengenai masa depan Evan Dimas, yang dulu dianggap sebagai talenta besar yang memiliki potensi untuk membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi.
Meskipun menghadapi banyak tantangan dalam kariernya, namun Evan Dimas belum sepenuhnya menyerah.
Di usianya yang kini menginjak 29 tahun, mungkin akan sulit untuk dirinya membuktikan diri dan mengembalikan kerier masa lalunya.
Evan Dimas berpendapat bahwa evaluasi pelatih Timnas Indonesia perlu memperhatikan peluang pemain di liga domestik, karena itu mempengaruhi performa mereka di level internasional.
Ia bisa memilih untuk membuat perubahan besar dalam kariernya, seperti bergabung dengan klub yang lebih baik atau meningkatkan kualitas permainannya.
Timnas Indonesia memerlukan pemain yang tidak hanya berbakat, tetapi juga memiliki mentalitas kuat dan kemampuan beradaptasi dengan sepak bola modern.
Evan Dimas adalah contoh perjalanan karier yang penuh dinamika, dari wonderkid yang menjadi harapan besar Timnas Indonesia, hingga kini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan tempat di level tertinggi.
Meskipun performanya menurun, potensi besar yang dimilikinya masih bisa dikembangkan kembali.
(tsy/nka)
Load more