ADVERTISEMENT
Advertnative
tvOnenews.com - Selama lima tahun mendampingi Shin Tae-yong sebagai penerjemah pribadinya di Timnas Indonesia, Jeje tahu karakter sang pelatih.
Jeong Seok-seo atau yang akrab disapa Jeje mengaku memahami betul karakter dan kebiasaan sang pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong.
Dalam wawancara di YouTube Talkpod, Jeje mengungkap banyak hal menarik mengenai sosok Shin Tae-yong yang jarang diketahui publik.
Salah satu yang paling menarik perhatian adalah bagaimana Jeje turut merasakan emosi yang sama dengan Shin Tae-yong saat menghadapi para pemain.
Dalam percakapannya dengan Echa, Surya, dan Indra, Jeje mengungkapkan bahwa dirinya sering ikut terbawa suasana ketika sang pelatih marah.
“Kalau Shin Tae-yong marah, kamu ikut marah nggak?” tanya Echa penasaran.
“Kalau nggak marah, nggak sama. Biasanya saya yang dimarahi,” ujar Jeje.
Ia pun menjelaskan lebih lanjut bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dengan emosi sang pelatih.
“Saya kan mengerti bahasa Korea, dan bisa dengar nada dia semarah apa. Jadi kalau bisa saya ikuti, tapi kadang saya juga memang marah, ketika pemain melakukan hal yang tidak boleh dilakukan ya saya juga jadi ikut marah. Hampir sama gitu emosinya,” jelasnya.
Ia dikenal sebagai pelatih yang memiliki disiplin tinggi dan tidak segan menegur pemain yang melanggar aturan.
Indra Jegel pun bertanya mengenai hal yang paling tidak disukai oleh Shin Tae-yong dari para pemainnya.
“STY paling nggak suka kalau pemain ngapain?” tanyanya.
“Melanggar peraturan yang ada, peraturan dalam tim misalnya keluar malam dan siapa yang berbohong,” jawab Jeje tegas.
Menurutnya, Shin Tae-yong memiliki prinsip bahwa pemain harus menjaga profesionalisme dan kedisiplinan tinggi.
Oleh karena itu, ia tidak akan mentoleransi pelanggaran yang bisa mengganggu keharmonisan tim.
Bahkan, cara Shin Tae-yong menegur pemain pun mengalami perubahan seiring waktu.
“Dia kalau marah pasti sebagai contoh di depan anak-anak. Di awal sempat di belakang, panggil ke kamar baru ngomong. Tapi karena nggak ada contoh, jadi pemain lain salah lagi. Jadi sekarang di depan pemain,” ungkap Jeje.
Metode ini diterapkan agar para pemain lain bisa belajar dari kesalahan rekannya dan tidak mengulangi hal yang sama.
Meski demikian, Jeje menegaskan bahwa di luar lapangan, Shin Tae-yong adalah sosok yang sangat berbeda.
“Coach Shin memang tipikalnya saat di lapangan pelatih, tegas banget, tapi saat di luar lapangan kayak teman,” ujarnya.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa Shin Tae-yong tidak hanya ingin menjadi seorang pelatih yang dihormati, tetapi juga figur yang bisa dekat dengan para pemainnya.
Hal ini terbukti dengan hubungan baik yang ia jalin dengan beberapa pemain, termasuk Marselino Ferdinan.
“Coach Shin menurut saya lumayan dekat sama Marselino. Walaupun suka dimarahi, tapi Marselino pun paham. Jadi di antara mereka berdua ada chemistry yang baik,” tambah Jeje.
Kedekatan ini menunjukkan bahwa teguran dari Shin Tae-yong bukanlah bentuk ketidaksukaan, melainkan bentuk perhatian agar para pemain bisa berkembang lebih baik.
Marselino sendiri memahami hal ini dan tetap menghormati sang pelatih meski sering mendapat kritik tajam.
Dengan pengalaman lima tahun mendampingi Shin Tae-yong, Jeje tentu menjadi salah satu orang yang paling memahami bagaimana karakter asli sang pelatih.
Dari tegasnya saat di lapangan hingga perhatiannya di luar lapangan, Shin Tae-yong membangun hubungan yang unik dengan para pemainnya, menciptakan keseimbangan antara kedisiplinan dan kehangatan dalam tim. (adk)
Load more