Bos Toko Roti Datangi Uya Kuya, Akhirnya Bicara Jujur soal Kelakuan Anaknya yang Arogan Menyerang Karyawan: Dari Dulu Dia Memang…
- Kolase tvOnenews.com/ Tangkapan Layar YouTube: Uya Kuya TV
tvOnenews.com - Kasus penganiayaan yang melibatkan anak pemilik toko roti dengan karyawannya tengah menjadi perbincangan hangat.
Dalam video yang viral, pria tersebut, George, dengan emosi melempar kursi ke arah karyawati hingga melukai kepalanya.
Tindakan arogan ini memancing respons dari keluarga George, yang akhirnya mendatangi Uya Kuya untuk memberikan klarifikasi di kanal YouTube Uya Kuya TV.
- Tangkapan Layar YouTube: Uya Kuya TV
Di dalam wawancara eksklusif itu, Uya Kuya menggali informasi terkait insiden tersebut.
“Kemarin waktu kejadian, apa yang Ibu lihat?” tanya Uya.
Linda, ibu George, menjelaskan bahwa cekcok antara George dan Ayu, karyawati yang menjadi korban, bermula dari tugas yang diberikan George.
Ayu menolak karena merasa itu bukan tugasnya. “Saya sempat menegur George untuk membawa makanannya sendiri, tapi situasinya malah memanas,” ujar Linda.
Dalam video tersebut, George terlihat mengamuk, melempar barang seperti mesin EDC dan kursi, bahkan mengeluarkan kalimat kasar kepada Ayu, seperti, "Orang miskin seperti lo mana bisa ngelaporin."
Linda mengakui bahwa temperamen George sudah sering menjadi masalah di keluarga mereka.
"Dia memang anaknya emosional, tapi kami sudah berusaha untuk mencegah insiden itu semakin buruk," kata Linda pemilik toko roti.
- Tangkapan Layar YouTube: Uya Kuya TV
Ayah George, Limin, yang juga hadir, menambahkan, “Saya bahkan sempat menarik dia (Ayu) keluar agar tidak terjadi hal lebih parah.
Tapi dia kembali masuk ke toko karena ingin mengambil tasnya.” Namun, situasi kembali memanas, dan George justru semakin melempar barang.
Dalam wawancara tersebut, Uya Kuya juga bertanya kepada Andre, adik George, apakah perilaku agresif ini pernah terjadi sebelumnya.
“Sebenarnya, pernah,” ungkap Andre. Ia mengaku bahwa sekitar tahun 2012-2013, ia dan keluarganya sempat melaporkan tindakan agresif George ke Polsek Cakung.
"Kami bahkan melakukan visum, tapi tidak melanjutkan proses hukumnya karena mempertimbangkan perasaan orang tua," jelasnya.
Pengakuan Andre ini semakin memperkuat pandangan bahwa George memiliki masalah dalam mengendalikan emosinya.
Load more