tvOnenews.com - Nama Gus Miftah kembali menjadi sorotan setelah jejak digitalnya yang berisi kritik terhadap Ustaz Maulana mencuat.
Dalam sebuah kajian, Gus Miftah dengan tegas menyindir gaya ceramah Ustaz Maulana yang menurutnya tidak pantas untuk seorang pendakwah berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU).
Kritik ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat, terutama terkait standar dakwah di era modern.
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Miftah terang-terangan mengekspresikan kekesalannya terhadap gaya dakwah yang menurutnya terlalu berlebihan dan kurang bermartabat.
Ia mencontohkan cara Ustaz Maulana berdakwah di televisi yang dinilainya lebih mengarah pada hiburan daripada penyampaian pesan agama.
"Pagi-pagi setengah enam nyalain televisi, (kanal) Trans TV, yang ditonton apa? 'Jamaah oh jamaah', itu idola orang sekarang yang modelannya begitu," ujar Gus Miftah dalam ceramah tersebut.
Ia menilai bahwa para dai NU seharusnya mengedepankan keseriusan dalam menyampaikan ilmu agama, bukan justru bertindak "pecicilan."
"Menurutmu Kyai NU pecicilan begitu pantas? Gak pantas, (Kyai NU) pegangnya (kitab) Al Hikam. Berdakwah di TV kok sambil pecicilan," tambahnya.
Gus Miftah juga menjelaskan alasan mengapa para Kyai NU jarang tampil di layar kaca.
Menurutnya, hal ini disebabkan karena mereka merasa malu jika harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan oleh kru televisi.
"Makanya jangan kaget kalau Kyai-kyai NU jarang yang muncul dan keluar di TV, kenapa? Malu, orang ngaji kok diatur-atur," ucap Gus Miftah.
Menurutnya, seorang pendakwah sejati harus mampu mengatur umatnya, bukan justru diatur oleh pihak lain, termasuk stasiun televisi.
"Kyai itu harusnya ngatur, begitu masuk TV kok diatur-atur," tegasnya.
Disisi lain, Ustaz Maulana tak terlalu mendengarkan kritik keras dari Gus Miftah tersebut.
Namun, dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram rumpi_gosip, Ustaz Maulana terlihat ikut membuat parodi yang tampaknya ditujukan untuk merespons kontroversi Gus Miftah.
Dalam video tersebut, Ustaz Maulana berperan sebagai seorang penjual es teh bernama Sunhaji, sementara tokoh "Gus Miftah" diperankan oleh pria lain.
Setelah adegan parodi selesai, Ustaz Maulana memberikan tausiah terkait pentingnya menjaga sikap dan ucapan, terutama dalam konteks menghina orang lain.
"Jangan sampai menghina. Haram hukumnya bagi tindakan menyakiti dan mengambil haknya," ujar Ustaz Maulana.
Jejak digital Gus Miftah yang menyindir keras gaya ceramah Ustaz Maulana tak perlu diutarakan.
Hal ini seharusnya menjadi refleksi bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menyampaikan kritik dan tetap mengutamakan tujuan utama dakwah, yaitu menyebarkan kebaikan dan nilai-nilai agama. (adk)
Load more