Motif Dibalik Pembunuhan Tragis Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Menteri PPPA Sebut Sosoknya Rajin Ibadah: Punya Pengaruh…
- Kolase YouTube
tvOnenews.com - Kasus pembunuhan tragis yang melibatkan seorang anak remaja berusia 14 tahun, MAS, di Cilandak, Jakarta Selatan, terus menjadi sorotan publik.
Aksi ini mengguncang banyak pihak, terutama karena pelaku dikenal sebagai anak yang taat beragama, patuh kepada orang tua, dan berprestasi di sekolah.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyatakan bahwa hingga saat ini motif pembunuhan tersebut masih belum terungkap.
“Motivasinya belum ketahuan, tapi yang jelas si anak ini adalah anak yang taat, sangat patuh kepada orang tuanya. Ibadahnya oke, pendidikannya juga bagus,” ungkap Arifah Fauzi kepada media.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (30/11) dini hari. Berdasarkan keterangan polisi, MAS menusuk ayahnya menggunakan pisau dapur ketika korban sedang tidur.
Neneknya menjadi korban selanjutnya setelah secara tidak sengaja berpapasan dengan pelaku saat hendak meninggalkan rumah.
Barang bukti dan kondisi di tempat kejadian perkara (TKP) menguatkan keterangan polisi mengenai kronologi kejadian.
Kasus ini memicu keprihatinan mendalam, terutama mengingat usia pelaku yang masih sangat muda.
Banyak pihak mempertanyakan apa yang bisa mendorong seorang remaja dengan latar belakang baik untuk melakukan tindakan sekeji itu.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menyatakan bahwa kejadian ini seharusnya menjadi bahan introspeksi bagi para orang tua mengenai pola asuh yang diterapkan kepada anak-anak mereka.
Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak zaman sekarang hidup dalam kondisi yang sangat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dengan kehadiran media sosial dan teknologi.
“Peristiwa ini mungkin menjadi introspeksi kita, baik sebagai calon ibu, calon ayah, maupun keluarga, untuk belajar bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak-anak kita. Karena anak kita berbeda dengan waktu kita masih kecil. Medsos dan sebagainya ini punya pengaruh yang sangat besar,” ujar Arifah.
Media sosial dan teknologi sering dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku anak, baik secara positif maupun negatif.
Tekanan sosial, paparan konten berbahaya, serta kurangnya pengawasan dapat menjadi pemicu munculnya perilaku yang tidak diharapkan.
Load more