Publik Harus Hati-hati, Psikiater Ini Sebut Agus Disabilitas Adalah Sosok yang Jago Manipulasi: Jangan-jangan...
- X/@bacottetangga__ dan YouTube/tvOnenews
tvOnenews.com - Publik akhir-akhir ini digemparkan dengan kabar mengenai dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh penyandang disabilitas, I Wayan Agus Suartama (IWAS) atau Agus.
Laki-laki berusia 21 tahun itu ditetapkan oleh kepolisian sebagai tersangka kasus dugaan pelecehan seksual, di mana hingga kini korbannya dikabarkan sudah mencapai 13 orang.
Melihat kondisi Agus yang tidak memiliki dua tangan, membuat publik sempat bertanya-tanya, apakah pihak kepolisian sudah benar-benar menangkap tersangka yang sebenarnya.
Gusti Ayu, ibu dari Agus, juga tidak bisa percaya dengan penetapan tersangka kepada anaknya. Ia mengatakan, bahwa putranya tidak mungkin melakukan hal seperti itu.
Apalagi, menurutnya, ia selalu membantu aktivitas keseharian Agus, seperti memandikannya hingga mengenakan bajunya.
"Sudah kondisinya kayak begini, terus dijadiin tersangka kan itu tidak masuk di akal. Bagaimana dia buka baju celana sendiri, sementara dari bayi sampai sebesar ini saya yang merawat, yang mandiin, semua-muanya saya," ujar Gusti Ayu saat diwawancarai oleh awak media, dilansir Kabar Utama Pagi yang ditayangkan di tvOne, Jumat (6/12/2024).
Menurut Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Joko Jumadi, Agus melakukan manipulasi pada psikologis untuk mendekati dan mengendalikan korbannya.
Komunikasi verbal untuk mengorek informasi pribadi korban menjadi modus yang digunakan oleh Agus. Informasi itulah yang akhirnya dijadikan 'alat' untuk mengancam dan memanipulasi korbannya.
Dr. Zulvia Oktanida Syarif, psikiater forensik Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), justru menyoroti perilaku Agus saat diwawancarai dalam program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne.
Psikiater tersebut mengindikasikan, bahwa mungkin saja atau suatu manipulasi psikologis yang dilakukan oleh Agus. Sebab, cerita yang disampaikannya denga para korbannya juga berbeda-beda.
"Kalau melihat dari kasus yang ada, kita melihat adanya indikasi kemungkinan ini suatu manipulasi psikologis, karena ada perbedaan cerita antara korban-korban yang enggak cuma satu dan ada cerita dari terduga pelaku yang sangat bertolak belakang," ujar dr. Zulvia, dilansir program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne yang tayang pada Selasa (3/11/2024).
Load more