"Kan panas mas. Kalau langsung banyak ya kecanthang (kepanasan) bibirnya. Enaknya ya begini, sak sruputan ngobrol, gitu. Nanti nek mulai anget air jahenya, baru kita makan itu rondenya plus kolang-kaling dan lain-lain. Yang bikin gurih juga adalah kacangnya, ini tidak digoreng tapi kalau di desa itu namanya disangan, yaitu dipanaskan pakai kuali," kata Sigit, warga Semarang yang gemar minum wedang ronde.
Di Kota Semarang, warung wedang jahe ada di tempat keramaian atau kawasan kuliner. Antara lain di Simpang Lima, kawasan kuliner Ngesrep UndipTembalang, Pasar Peterongan, Pasar Johar, serta warung-warung khusus wedang di beberapa foodcourt pusat perbelanjaan.
"Saya buka mulai jam lima sore. Lha memang ini cocoknya untuk minuman malam hari. Apalagi kalau gerimis-gerimis itu, banyak yang mampir minum atau dibungkus. Kebetulan warung saya ini dekat kampus Undip, jadi banyak mahasiswa dan dosen yang datang ke sini," kata Yanto, penjual wedang ronde di Undip Tembalang Semarang.
Harganya tiap warung beda-beda. Untuk warung di tempat wisata atau keramaian sekitar 6 ribu rupiah. Kalau di warung wedang sekitar 8 hingga 10 ribu rupiah. (Teguh Joko Sutrisno/Buz)
Load more