“Saya tanya pada penjaga penjara, dia Freddy Budiman, almarhum,” ungkapnya.
“Saya mau ketemu dilarang sama polisi, ternyata hari itu dibacakan surat eksekusi mati. MasyaAllah,” terang Ustaz Fatih Karim.
Menurut Ustaz Fatih, saat itu dia sedang mengisi pengajian rutin di Lapas Gunung Sindur, di mana Freddy Budiman menjadi salah satu pesertanya.
Freddy mengenakan baju koko putih dan kopiah senada, serta terlihat memelihara jenggot yang sudah mulai memutih.
Sepanjang pengajian, Freddy terus menangis, membuat pipinya basah oleh air mata.
Ketika Ustaz Fatih bertanya kepada penjaga penjara tentang siapa sosok yang menangis itu, dia diberitahu bahwa itu adalah Freddy Budiman, yang kala itu sudah mendekati waktu eksekusi.
Freddy Budiman juga memiliki permintaan khusus menjelang eksekusinya. Dia memohon agar diizinkan mengucapkan kalimat syahadat sebelum ditembak mati.
“Apa katanya? ‘Tolong izinkan saya pada saat sebelum ditembak mati mengucapkan kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah izinkan saya’, apa kata tukang tembaknya? ‘baik kami izinkan’,” terang Ustaz Fatih Karim menceritakan momen permohonan Freddy Budiman.
Permintaan ini pun dikabulkan oleh regu tembak. Freddy juga meminta agar matanya tidak ditutup saat eksekusi, dengan alasan dia ingin melihat dosa-dosanya terhadap Indonesia untuk terakhir kalinya.
Load more