Kepala Desa Tlogoweru, Sutejo (55) menyatakan, keberhasilan kelompok tani di desanya dalam melakukan karantina tyto alba kini menjadi inspirasi para petani dari wilayah lain.
“Saat ini banyak petani dari daerah lain, baik dari Jawa Tengah, bahkan luar Jawa datang ke Demak untuk belajar pengembangbiakan tyto alba ini,” jelas Sutejo.
Karena banyak yang berkunjung, desa Tlogoweru kini dikenal sebagai desa wisata pengembangan burung hantu. Saat ini di desa Tlogoweru didirikan ratusan rumah burung hantu (rubaha), sehingga setiap malam hari bisa didengar suasana khas burung hantu.
“Tidak hanya melihat dari dekat budi daya tyto alba, para pengunjung juga bisa menyaksikan suasana malam saat burung burung hantu ini keluar mencari mangsa”, pungkas Sutejo. (Syamsul Arifin)
Load more