Singgung Kematian Freddy Budiman, Ustaz Adi Hidayat Bilang Wafatnya Gembong Narkoba itu Belum Tentu Bisa Ditiru, Bagaimana Bisa?

tvOnenews.com - Nama Freddy Budiman sempat jadi sorotan lantaran sosoknya dikenal sebagai gembong narkoba.

Meski sempat keluar masuk penjara, namun kisah hidupnya bisa dijadikan pembelajaran untuk setiap orang.

Sosok Freddy Budiman dahulu seolah jadi incaran polisi dan musuh masyarakat lantaran mengedarkan barang haram yang merusak generasi bangsa.

Namun, pada akhir hayatnya Freddy Budiman justru membuat orang menjadi terkagum dengan dirinya.

Bagaimana tidak, menjelang eksekusi matinya, Freddy bertaubat dengan sungguh-sungguh dan justru memiliki kematian yang indah.

Freddy Budiman divonis bersalah pada 2012 atas kepemilikan 1,4 juta butir pil ekstasi dan mendapat vonis mati.

Eksekusi mati Freddy Budiman dilakukan pada tahun 2016 di Nusa Kambangan.

Bahkan kematian Freddy Budiman sampai disebut-sebut oleh Ustaz Adi Hidayat sebagai kematian yang indah. Bagaimana bisa?

Pada suatu kesempatan, Ustaz Adi Hidayat mengaku masih bertanya-tanya apakah kematiannya kelak akan seperti Freddy Budiman yang begitu indah.

"Saya tuh masih bertanya pada diri saya, apakah kepulangan saya itu akan sebaik seorang Freddy Budiman misalnya," kata Ustaz Adi Hidayat.

Setiap manusia pastilah akan meninggal dunia. Namun kapan waktunya, itu adalah rahasia Allah SWT.

Oleh karenanya setiap manusia sebaiknya mempersiapkan bekal akhirat yang banyak.

Ustaz Adi Hidayat mengaku tak segan untuk menyebut nama Freddy Budiman sebagai pelajaran bagi umat manusia yang masih hidup.

"Saya sebut ya, nama untuk dijadikan sebagai pelajaran bagi kita," imbuhnya.

"Yang orang nyebutnya gembong narkoba begini begitu tapi kepulangannya indah, masih bisa mengkhatamkan Quran 7 kali, bertaubat," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia disebut sempat meminta hal ini sebelum dieksekusi mati.

Pada kesempatan terakhirnya, seorang Freddy Budiman minta diberikan kesempatan untuk membaca kalimat tauhid jelang ajalnya.

"Minta kesempatan kepada regu eksekutor, sebelum meninggal beri kesempatan untuk membacakan kalimat tauhid," ujar UAH.

"Dan berikan kesempatan matanya dibuka, jangan ditutup supaya Allah menampakkan kepada saya dosa-dosa saya yang akan saya sesali sebelum saya wafat ini," sambungnya.

Tak segan, Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa itulah kematian yang indah yang tidak setiap orang bisa mendapatkannya.

"Itu kematian yang indah dan tidak setiap orang punya kemampuan mengucapkan La ilaha illallah, mesti belajar kita itu. Kematian itu pasti sifatnya, kalau sudah sadar perbaiki hidup," pungkas UAH. (adk)