Tanggapan Jujur Gus Miftah saat Ditanya tentang Bagaimana Sosok Habib Rizieq Shihab, Ternyata Berani Jawab Seperti ini, Katanya...
- Kolase foto tim tvOnenews.com
tvOnenews.com - Dalam sebuah acara dakwah, Gus Miftah mengutarakan pendapatnya tentang bagaimana sosok Habib Rizieq Shihab.
Habib Rizieq Shihab (HRS) merupakan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), organisasi Islam yang dibentuk sejak tahun 1998.
FPI didirikan sebagai bentuk upaya untuk menegakkan ketertiban akibat menurunnya peran negara yang berdampak pada hilangnya tertib hukum di masyarakat.
![]()
Tanggapan jujur Gus Miftah saat ditanya bagaimana sosok Habib Rizieq Shihab. Sumber: kolase foto tim tvOnenews
Secara resmi, FPI lahir pada tanggal 17 Agustus 1998 di Petamburan, Jakarta dan dideklarasikan di Pondok Pesantren Al-Umm, Ciputat, Tangerang.
Habib Rizieq Shihab sendiri menjadi salah satu sosok yang sering menjadi sorotan publik akibat kontroversi.
HRS terkenal memiliki ideologi yang berbeda dengan ulama-ulama lain dalam menyiarkan agama Islam.
Banyaknya pro kontra di masyarakat, tak heran nama Habib Rizieq kerap dikaitkan dengan ulama-ulama lain.
Termasuk, banyak ustaz atau ulama yang ditanya tentang bagaimana sosok Habib Rizieq Shihab di matanya.
Pertanyaan itu juga pernah ditujukan kepada Gus Miftah, salah satu ustaz kondang tanah air.
"Bagaimana pendapat Gus Miftah tentang Habib Rizieq?" tulis seorang jamaah yang dibacakan langsung oleh Gus Miftah.
Menurut Gus Miftah, Habib Rizieq merupakan seorang dzurriyah Nabi atau keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.
Maka, seorang muslim harus menghormatinya, terlepas bagaimana kontroversi dan perbedaan pandangan selama ini.
"Selaku dzurriyahnya Nabi, saya wajib hormat dong," ujar Gus Miftah.
"Walaupun dia secara pandangan bernegara, ideologi, berbeda dengan kita, kita boleh kok berbeda pendapat dengan Habib Rizieq, dengan Habib Bahar, dengan siapapun," sambungnya.
Guf Miftah menghimbau bahwa boleh tidak taat atau berbeda ideologi, namun jangan sampai tidak hormat.
"Tapi saya minta satu, Kamu boleh tidak taat, tapi jangan pernah menghilangkan rasa hormat," kata Gus Miftah.
Gus Miftah kembali menegaskan bahwa tidak ada kewajiban untuk taat kepada ideologi yang dianutnya, tapi sebagai muslim wajib untuk menghormatinya.
"Yang kita hormati apa? dzurriyahnya Kanjeng Nabi. Soal kita berbeda pendapat sama dia yang boleh-boleh saja dong. Nggak ada kewajiban kita untuk taat. Tetapi ada kewajiban untuk hormat," ujar Gus Miftah.
Load more