tvOnenews.com - Baru-baru ini, seorang baby sitter datang ke podcast Rey Utami sebagai narasumber.
Baby sitter muda dengan nama samaran Dewi mengaku pernah menyiksa anak majikan sampai babak belur karena dirinya kesal dengan sikap sang majikan.
Namun, ternyata bukan orang tua si anak yang membuat Dewi kesal hingga melampiaskan kemarahannya kepada anak yang dijaganya.
Seorang baby sitter mengaku pernah menyiksa anak majikan. Sumber: YouTube Reyben Entertainment
Melalui kanal YouTube Reyben Entertainment, Dewi mengaku berasal dari kampung dan sedang mencari pekerjaan.
Kebetulan ia melihat ada lowongan pekerjaan sebagai pengasuh anak atau baby sitter yang dibagikan oleh sebuah keluarga.
Dewi melamar pekerjaan di keluarga tersebut dan akhirnya diterima menjadi seorang baby sitter yang menjaga dua orang anak.
Singkat cerita, Dewi mulai bekerja sebagai pengasuh dua anak, laki-laki berusia 6 rahun dan perempuan usia 3 tahun.
Di perjanjian awal, Dewi hanya bertugas mengurus anak-anak karena di rumah tersebut sudah ada dua asisten rumah tangga (ART) yang tugasnya bersih-bersih dan memasak.
Orang tua si anak setiap hari bekerja di kantor, sementara di rumah hanya ada ART dan ibu mertua majikannya alias nenek dari anak-anak.
"Anaknya itu ada dua, yang satu laki-laki, yang satu perempuan. Yang laki-laki usia 6 tahun, yang perempuan usia masih 3 tahunan. Orang tua dia kerja di kantor. Cuman ada mertua si ibu," ujar Dewi, dikutip dari tayangan YouTube Reyben Entertainment.
Mulanya Dewi bekerja sebagai baby sitter yang hanya mengurus keperluan anak-anak seperti mandi, makan, main, dan lain-lain.
Namun, ibu mertua majikannya mulai menunjukkan sikap menyebalkan dan menyuruhnya melakukan pekerjaan lain seperti membantu membersihkan rumah dan membantu pekerjaan dapur.
"Awalnya kerja jadi baby sitter pas pagi saja, mandiin anak, dan lain-lain. Di situ maknya rese. Jadi nggak sesuai dengan perjanjian yang dibilang ngasuh anak doang. Disuruh nyapu rumah, ngepel, terus nyuciin bekas makan dia, disuruh bantuin masak, jadi istilahnya kayak ART semua dikerjain," kata Dewi.
Meski sudah protes karena tidak sesuai dengan perjanjian awal, Dewi tetap tidak bisa menolak perkataan ibu mertua majikannya itu karena diancam akan diadukan agar dipecat.
Dewi mengaku mulai kesal karena sering dipanggil untuk mengerjakan pekerjaan rumah saat dia sedang mengurus anak-anak. Terlebih, anak-anak sedang aktif-aktifnya.
Pernah suatu ketika, si anak pertama jatuh terpeleset karena berlarian di lantai yang baru dipel oleh ART. Ketika anak jatuh dan menangis, nenek anak tersebut menyalahkan Dewi, meski sudah dijelaskan kejadian sebenarnya.
Tak hanya sekali-dua kali, Dewi mengatakan sering diomelin oleh ibu mertua majikannya itu, seperti ketika ia membawa anak-anak main ke taman karena anak-anak yang minta dan protes karena meja kotor, padahal baru dibersihkan oleh ART.
"Kesel banget, emang ini nenek-nenek rese banget. Sampai pada akhirnya saya melampiaskan kekesalan saya ke anak yang saya jaga," kata Dewi mengungkapkan kekesalannya.
Dewi mulai berani memukul paha anak pertama karena anak tersebut tidak mau makan dan melawan, serta menjambak rambutnya untuk mengajak main.
"Saya ngasih makan anak-anak ini tadi. Emang anak yang gede bandel juga, cuma kita sabarin, kuatin, nggak boleh diapa-apain, namanya kerja kan. Tapi waktu itu anaknya nglawan. Terus jambak-jambak rambut saya ini anaknya yang laki-laki, maksa ngajak main. Sampai pada akhirnya sampai naik darah banget kan, akhirnya saya pukuli," ungkap Dewi.
Si anak tidak berani mengadu kepada ibunya karena Dewi mengancam tidak akan memberi makan.
Ketika majikan bertanya kenapa anaknya kesakitan di bagian paha, Dewi tidak mengaku, begitu pun dengan si anak.
"Si bos atau mama anak-anak pulang, trus tanya 'ini kenapa kok kakak (anak pertama) kesakitan pahanya'.
Akhinya, Dewi sering melakukan hal itu setiap kali ia tidak bisa menahan amarahnya.
"Kebesokannya lagi, begitu lagi kak. Jadi akhirnya saya setiap kali lagi spaneng, pusing mikirin nenek-nenek nyerocos mulu," katanya.
Puncaknya, Dewi menyiksa anak dengan parah ketika sang anak ditinggal berdua dengannya.
Saat itu hari Minggu, si anak memilih di rumah bersama Dewi daripada keluar dengan keluarganya. Sedangkan, Dewi ingin bersantai dan bermain HP.
Si anak minta makan dan minum, Dewi mengambilkannya dengan perasaan kesal. Tak lama, anak itu memaksa untuk mengajak Dewi bermain, sementara Dewi sedang asyik dengan HPnya.
Dewi yang sedang bermain HP kemudian sang anak mengambil HP Dewi dan melemparkannya ke kolam ikan.
Tersulut emosi, Dewi menyiksa anak itu dan membawanya ke kamar mandi. Di sana Dewi menyelupkan kepala si anak berkali-kali ke dalam air di bak kamar mandi hingga si anak meminta ampun.
Dewi menghentikan aksinya ketika si anak hampir kehilangan kesadaran dan timbul perasaan takut jika anak tersebut kenapa-napa ia akan dipenjara.
Lagi-lagi Dewi mengancam anak umur 6 tahun itu hingga si anak tidak berani menceritakan apa yang dialaminya kepada ibunya.
Namun, setelah kejadian tersebut si anak merasa takut dan tidak mau dekat dengan Dewi.
Perubahan sikap si anak tersebut membuat ibunya curiga, hingga suatu ketika, si majikan mengetes Dewi dengan meninggalkannya berdua dengan si anak pertama.
Benar saja, Dewi kepergok sedang memukuli si anak. Sang majikan yang mengetahui anaknya dipukul, marah besar kepada Dewi.
Dewi yang emosinya memuncak juga membeberkan alasannya melakukan hal itu, karena kesal dengan mertua majikannya.
Akhirnya Dewi tidak dilaporkan ke penjara dan hanya dipecat saja, sebab si anak tidak bercerita jika pernah disiksa. Si anak hanya bercerita jika ia sering dicubit oleh baby sitternya itu.
(gwn)
Load more