Garin Nugroho Bersenang-Senang Maknai Kiprah 40 Tahun
- (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Sutradara trilogi "Opera Jawa" ini melanjutkan, "Saya bisa bilang hidup saya asyik karena saya memilih apa yang saya inginkan."
Pria kelahiran 6 Juni 1961 itu, mengatakan sangat senang bisa berada dalam sejarah film Indonesia dan tumbuh bersama para sineas muda seperti Hanung Bramantyo, Ifa Isfansyah, Anggi Noen yang tak lain adalah para muridnya.
Garin mengungkapkan salah satu hal yang membuatnya bangga berada di titik ini adalah dapat menyaksikan para muridnya bisa berkarya lebih baik dari dirinya.
"Kalau tumbuh sendiri tapi tanaman lain rusak, ekosistemnya berarti enggak baik dan akan ikut mati juga. Dalam 40 tahun ini, tumbuh ekosistem yang sangat bagus dan mampu berkarya yang langka," kata ayah dari sutradara Kamila Andini itu.
Garin juga menggambarkan dirinya sebagai Indonesia kecil. Setiap karya yang diciptakannya mampu mewakili era tertentu pada sejarah Indonesia.
Misalnya, film tentang awal Indonesia tergambar dalam "Guru Bangsa Tjokroaminoto" (2014), "Nyai" (2016), era Kemerdekaan lewat "Soegija" (2012), tahun 1965 tergambar dalam "Puisi Tak Terkuburkan" (2000) , tentang era Soeharto dalam "Aach Aku Jatuh Cinta" (2015) hingga era Presiden Joko Widodo melalui "Sepeda Presiden".
"Jadi kalau mau lihat Indonesia dalam 40 tahun, Anda akan bisa lihat mikro Indonesia lewat karya-karya saya yang kebanyakan sensitif," ucap Garin.
Gali kreativitas, usir jenuh
Terus produktif secara konsisten selama 40 tahun tidak pernah membuat Garin jenuh. Salah satu kuncinya adalah pantang melakukan sesuatu yang hasilnya sudah pasti terlihat bagus.
"Saya kalau ada adegan yang biasa aja, saya tinggal tidur. Kalau yang sudah tahu pasti bagus apa gunanya? Untuk apa mengulang sesuatu yang sudah pasti bagus," katanya.
Garin selalu berusaha untuk mencari karya-karya yang berbeda dari sebelumnya. Tak heran jika dirinya banyak membuat produksi dari berbagai media mulai dari pertunjukan teater, film pendek, film dokumenter, film panjang hingga film biografi.
"Harus cari yang tidak jenuh, kita harus cari sesuatu yang tidak pernah kita lakukan, itu yang membuat saya tidak pernah tidur," ujar Garin.
Garin selama ini dikenal sebagai sosok sutradara yang selalu memegang teguh idenya atau idealis. Padahal menurutnya, sepanjang berkarir di industri film yang dilakukannya selalu bernegosiasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Load more