Kerokan Bukan Budaya Asli Indonesia, Ternyata Telah Dikenal dari Abad ke-5 di Negara Ini
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Tahukan kamu, kerokan yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia sebagai alternatif pengobatan, ternyata bukan asli budaya Indonesia.
Meski kerokan sangat populer di Indonesia, terutama saat mengalami masuk angin, kerokan justru terlebih dahulu dikenal di berbagai negara Asia.
Kerokan pun memiliki berbagai sebutan dan metode yang berbeda-beda disetiap negara. Lalu, dari mana asal-usul kerokan ini?
Dalam tradisi Tionghoa, kerokan sering disebut dengan “gua sha” yang artinya menggosok. Metode tersebut dilakukan untuk mengeluarkan angin dari dalam tubuh yang dianggap menjadi penyebab penyakit.
Tradisi ‘gua sha” dikenal di China pada abad ke-5 hingga ke-7 atau sekitar tahun tahun 1368 dan 1644 masehi, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai wilayah Asia lainnya, termasuk Indonesia.
Dalam catatan sejarah, “gua sha” ada sejak zaman Paleolitikum. Pada saat itu, metode ‘gua sha” dilakukan dengan memijat atau menggosok bagian tubuh dengan tangan, batu atau koin.
Ilustrasi Kerokan
Gerakan menggosok tersebut menimbulkan ruam pada kulit dan terlihat titik-titik kecil merah dan diduga menjadi jalan keluarnya angin dari dalam tubuh.
Tak hanya itu, “gua sha” atau kerokan juga diyakini membantu melancarkan aliran darah dan menciptakan efek ‘mengangkat’ racun dari dalam tubuh yang berguna bagi penyembuhan.
Biasanya ‘gua sha’ dilakukan bersamaan dengan perawatan lainnya seperti akupuntur, terapi panas, pijat dan penggunaan obat herbal.
Tak hanya di China dan Indonesia, kerokan juga di kenal di Vietnam dengan sebutan ‘Cao Gio’, sementara di Kamboja kerokan dikenal dengan istilah ‘Goh Kyol’
Seiring perkembangan ilmu kedokteran modern, masih ada keraguan untuk mempercayai kerokan sebagai penyembuhan penyakit.
Namun, meski masih sangat kontroversial di kalangan medis, kerokan masih dipercaya masyarakat sebagai alternatif penyembuhan penyakit khususnya masuk angin.
Meski memerlukan penelitian lebih lanjut, namun dari data yang ada, kerokan tidak hanya membantu mengusir masuk angin, tapi juga dipercaya dapat meredakan gejala beberapa penyakit.
Ilustrasi
Lalu apa saja manfaat yang didapat dari kerokan bagi kesehatan tubuh, berikut sejumlah manfaatnya yang dilansir dari laman Kemenkes.
Meredakan Masuk Angin
Kerokan diyakini sebagai terapi yang mujarab untuk menghilangkan angin dari dalam tubuh, meski dalam dunia kedokteran istilah masuk angin tidak dikenal, namun gejala kerap dirasakan.
Manfaat lainnya yang dirasakan saat masuk angin melakukan kerokan diantaranya, meredakan pegal-pegal atau sakit otot.
Meredakan Ketegangan Otot Leher dan Bahu
Kerokan juga dapat dipercaya meredakan ketegangan otot di sekitar leher dan bahu. Biasanya ketegangan otot terjadi karena banyaknya aktivitas di depan layar komputer.
Kemampuan kerokan menghilangkan ketegangan otot juga telah dilakukan penelitian dan dipublikasikan di jurnal Archives of Allied Medical Sciences. Studi tersebut mengungkapkan jika dua kelompok orang yang merasakan ketegangan otot diberi terapi kerokan dan tidak.
Hasilnya, mereka yang mendapat terapi kerokan merasakan rasa sakit berkurang dan dapat melakukan gerakan memutar leher
Meringankan Gejala Perimenopause
Perimenopause merupakan masa transisi yang dialami seorang wanita menjelang menopause. Gejala yang dialami berupa Insomania, merasa lelah dan merasakan tubuh bagian atas merasa panas. Melakukan kerokan dapat meredakan gejala yang dilami.
Mempercepat pemulihan otot
Manfaat kerokan dapat membantu menjaga kebugaran dan kondisi khususnya atlet agar tetap prima. Klaim tersebut didapat dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 dan dipublikasikan di Journal of Traditional Chinese Medicine.
Mengurangi Peradangan Akibat Hepatitis B
"Hepatitis B adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan inflamasi, kerusakan, dan luka pada hati. Beberapa percaya bahwa kerokan bisa membantu meredakan peradangan hati kronis. Namun, hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum diakui sebagai bagian dari terapi yang disarankan dalam praktik medis." (mii)
Load more