Bikin Geleng-geleng Kepala, Tradisi di Suku Ini Wajibkan Bibi Pengantin Wanita Bercinta dengan Mempelai Pria 

tvOnenews.com - Ketika seorang wanita dan pria saling mencintai kemudian memutuskan untuk menikah, secara sah keduanya dapat melakukan hubungan suami istri.

Berbeda dengan sebuah suku di barat daya Uganda, yaitu Suku Banyankole. Suku ini memiliki tradisi yang unik dan aneh yang telah diwariskan selama ratusan tahun.

Tradisi ini dikatakan unik khususnya berkaitan dengan tes keperawanan hingga malam pertama ditonton.

Seperti dilansir dari berbagai sumber, Suku Banyankole merupakan kelompok penggembala nomaden yang tinggal di bagian barat daya Uganda. 

Suku Banyankole, Uganda memiliki tradisi unik. (Ist)

Kelompok ini mempraktikkan kebiasaan pernikahan aneh yang berasal dari abad ke-15 di kerajaan Bantu Ankole, Uganda.

Selama bertahun-tahun, Suku Banyankole memiliki pemikiran yang berbeda tentang apa yang harus menjadi komitmen seorang bibi, terutama pada hari pernikahan keponakannya. 

Meskipun kebiasaan ini sudah usang, bibi mempelai wanita harus berhubungan seks dengan mempelai pria untuk menguji seberapa jantan dan kuatnya sang pria.  

Selain tidur dengan mempelai pria, bibi juga harus memastikan bahwa mempelai wanita telah menjaga keperawanannya sebelum menikah. 

Pasangan biasanya melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan lebih banyak keturunan. Namun, ternyata Uganda memiliki tradisi unik berhubungan seks dengan calon pengantin. 

Di Uganda ada suku bernama Banyankole yang mempraktekkan tradisi unik yaitu tes potensi seksual.  

Tes ini harus dilewati oleh pasangan yang akan menikah guna menguji keperawanan dan kejantanan dari mempelai. 

Penilaian di sini lebih menitikberatkan pada sisi mempelai pria, yang melihat potensi dirinya dalam menjalin hubungan seksual dengan mempelai wanita.  

Jika bibi mengklaim bahwa mempelai pria belum lulus uji potensi, pernikahan tidak dapat dilakukan. 

Oleh karena itu, calon mempelai laki-laki diharapkan lulus ujian yang memungkinkan untuk dapat menikah. (mg2/ree/kmr)