“Kenyataan bahwa Masmundari tetap bisa berkarya dan berdaya sampai di usianya yang sangat senja 101 tahun. Ini sesuatu yang luar biasa,” terangnya.
Menurut Nikmah, pembuatan museum virtual setidaknya dibutuhkan waktu hingga 2 bulan lebih. Kendala yang paling berat diakui panitia terkait pengumpulkan lukisan kuno damar kurung. Setidaknya ada 159 lukisan, dari 6 kolektor yang berhasil dikumpulkan.
“Asrip itu berhasil kami kumpulkan mulai tahun 1987 sampai 2005. Namun yang kami tampilkan di musium hanya 50 karya lebih, itu pun setelah memenuhi seleksi yang sangat ketat,”sambungnya.
Rata-rata dari karya yang ditampilan, bertema tentang gambaran rutinitas masyarakat pada umumnya. Seperti, tema agustusan, kemantenan, pasar, bulan ramadhan, industi, dan Emboh Omah yang menceritakan kisah tetangganya punya banyak anak namun ikut program keluarga berencana (KB).
“Menurut saya lukisan Masmundari dari karya damar kurung memiliki ciri khas tersendiri. Selain bentuk lukisan juga ide ceritanya. Yang paling mudah dipahami berkaitan dengan tradisi dan ritual keagamaan,” tukasnya.
Kerajinan damar kurung berbentuk lampion ini merupakan peninggalan kebudayaan warga Gresik. Damar kurung memiliki ciri khas tersendiri, seperti berbentuk kubus dengan empat sisi dan dilapisi kertas dengan gambar dua dimensi. Kemudian memiliki hiasan pada atas berbentuk segitiga dan bagian bawahnya memiliki peyangga.
Ada beberapa pakem yang barus dijaga dalam membuat damar kurung. Diantaranya, harus berwujud dua dimensi dan warna yang digunakan harus cerah, seperti, kuning, merah, hijau, biru. Untuk mengambar manusia maupun makhluk hidup ekpresi wajahnya juga harus ceriah. (M. Habib/rey)
Load more