tvOnenews.com - Podcast Close The Door Deddy Corbuzier kedatangan seorang peneliti terorisme yang bernama Ulta Levenia Nababan, ia mengungkapkan pengalamannya saat masuk ke sarang teroris.
Ulta Levenia Nababan hadir sebagai tamu di Podcast Deddy Corbuzier dan membagikan pekerjaan dan kegiatannya yang cukup ekstrem bagi pandangan orang awam tersebut.
Pasalnya, Ulta Levenia ternyata memiliki profesi yang tak biasa yakni seorang Conflict and Terrorism Research atau Peneliti counter terorisme di beberapa negara.
Ulta Levenia peneliti terorisme cantik datang ke Podcast Deddy Corbuzier.
Karena pekerjaannya itu pun membuatnya harus berhadapan dengan para teroris. Bahkan Ulta menceritakan dirinya sampai harus masuk ke sarang teroris dan area-area konflik, Deddy Corbuzier sampai tercengang mendengar kisahnya. Simak kisah lengkapnya di bawah ini.
"Banyak orang tidak tahu bahwa Ulta ini adalah peneliti counter terorisme di Filipina Selatan, Afghanistan, dan sampai ke masuk ke grup mereka. Anda nggak takut?," tanya sang mantan Magician itu dikutip dari podcastnya.
Merespons hal itu, Ulta mengaku tidak ada rasa takut dalam dirinya untuk meneliti kegiatan teroris, bahkan dalam situasi menegangkan di mana kepala korban dipenggal di depannya tak membuat dirinya takut.
"Gue nggak mau gegayaan juga tapi emang gak takut, kenapa mesti takut? Lu di rumah aja bisa mati kok," ucap Ulta.
"Anda nggak takut? bentar kita jelasin satu-satu, lu kan perempuan, umur masih 20-an, cantik, Anda bisa dibunuh, bisa dilecehi secara seksual, maaf bisa diperkosa, itu kan resikonya Ada, bisa kepala hilang, dan lu masuk ke sana?" timpali Deddy Corbuzier.
Menurut wanita lulusan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini bahwa takdir seseorang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Termasuk juga, takdir soal kematian dan proses meregang nyawa.
Berpegang teguh pada prinsip tersebut, Ulta percaya masuk sarang teroris demi meneliti.
"Jadi gue mikir kalau misalnya mati, nyawa udah ada yang atur lah, ngapain gue pikirin?" ungkapnya.
Mendengar hal itu, Deddy Corbuzier tampak terkejut yang dianggapnya tidak masuk akal, menurut Ayah Azka Corbuzier ini situasi menegangkan itu seperti diibaratkan mencari-cari hal berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
"Tapi kan lu nyamperin (teroris), Antar nyawa di (sarang teroris). Orang ketabrak kereta bisa kapan aja tapi jangan depan-depanan sama kereta," respon Deddy.
Ulta tetap bertahan dengan jawabannya sebelumnya, dengan yakin takdir sudah ada yang atur, terlebih lagi dengan profesinya sebagai peneliti di bidang terorisme ini bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Tapi, gue melihat orang di rumah bisa mati, dalam mobil bisa mati, jadi misal gua masuk ke Abu Sayyaf, masuk ke Taliban (aman)," terangkan Ulta.
Ulta Levenia Nababan saat melakukan kunjungan ke Filipina dan disambut hangat tentara dari kelompok pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF) di Mindanao.
Anda masuk ke Taliban? Anda masuk ke Abu Sayyaf? Gak bisa cari hobi yang lain?" respons Deddy Corbuzier sambil menghela napas panjang.
"Bisa dibilang itu hobi gue, ya ngapain takut, ngerjain hobi gue kok," ucapnya.
"Nggak pernah dilecehkan di sana?" tanya Deddy Corbuzier.
"Nggak pernah, paling diajak kawin doang, diajak kawinnya sama Abu Sayyaf, itu tantangannya," ujar Ulta.
Abu Sayyaf adalah kelompok teroris separatis atau kelompok militant Islamis yang bermarkas di Filipina Selatan, serta terafiliasi dengan Al-Qaida Asia.
Abu Sayyaf dikenal dengan berbagai aksi-aksi terorismenya seperti pembajakan di laut, penculikan dan penyanderaan guna meminta uang tebusan.
Ulta Levenia pun menerangkan cara dirinya untuk menolak ajakan (kawin) dari Abu Sayyaf.
"Diplomatik aja, diplomatis bilang kalau misalnya, gue ini kan orang Indonesia, gue peneliti, gue profesional," ujarnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more