Jakarta, tvOnenews.com – Pemahaman mengenai dosa riba membuat sebagian besar orang ketakutan untuk meminjam uang di bank konvensional. Hal ini juga yang membuat seorang jemaah bertanya pada Buya Yahya mengenai hukum meminjam uang di bank konvensional.
Pasalnya, alasan seseorang meminjam di bank konvensional ini bisa berbeda-beda. Meskipun sama-sama untuk memenuhi keperluan, namun ada beberapa orang yang terpaksa meminjam dengan alasan untuk menafkahi keluarga.
Dalam kondisi seperti itu banyak orang yang merasa kebingungan untuk menentukan pilihannya. Buya Yahya pun memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Melansir dari tayangan youtube channel Al-Bahjah TV yang diunggah pada 11 November 2020, Buya Yahya menjelaskan hukum meminjam uang kepada bank konvensional dan menggunakannya untuk menafkahi keluarga.
Pada kesempatan tersebut ada salah satu jemaah yang bertanya terkait kondisinya dimana sang suami meminjam uang kepada bank dengan potongan dari gaji suaminya yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Ia pun mempertanyakan terkait riba dari pinjaman tersebut. Pasalnya sang suami menggunakan uang pinjaman tersebut untuk menafkahi keluarga.
Buya Yahya menjawab bahwa hukum meminjam uang ke bank konvensional adalah riba dan termasuk dosa besar.
"Ibu yang baik salihah, ingin memberikan nafkah pada anaknya yang halal. Ibu yakin asalkan dagangan itu benar maka dagangan anda asal halal. Nabi juga berdagang, dan yang anda berikan kepada anak-anak insya Allah nafkah yang halal," ujar Buya Yahya.
Dalam kesempatan tersebut Buya Yahya juga mengatakan kalau persoalan membeli tanah dengan cara menggadaikan uang gaji suami yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) ke bank konvensional adalah bentuk dari riba.
Mengenai hal tersebut sebaiknya segera melakukan pertaubatan. Karena menurut Buya Yahya, dari hal tersebut akan muncul keharaman-keharaman yang berkepanjangan.
"Ini dosa. Ini ada orang memaksakan diri seperti itu, namun ada orang yang membisikkan perspektif ini nanti masa depannya bagus.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa masih beruntung ada orang seperti jamaah tersebut yang sadar dan bertanya, bukan malah merasa berbuat baik.
"Pinjam dari tempat yang ada ribanya, kemudian merasa berbuat baik, kemudian senang berbuat baik. Dia tertipu terus sampe mati gak sadar-sadar, naudzubillah," terang Buya Yahya.
Menurut Buya Yahya, adapun kalo memang gak boleh dibayar setelah itu semua selesai ya itu hal lain. Maka selesaikan dulu baru bertaubat kepada Allah SWT.
"Ya begitulah, dia tidak akan selesai kecuali merasa anda sampai habis airnya. Itulah memang dunia riba kan begitu, mau bayar cepat-cepat gak boleh. Karena hitungannya adalah mengambil keuntungan dari anda," sambungnya lagi.
"Peres dulu sampai habis, sampai anda numpuk utangnya. Sampai diambil tanahnya nanti itu kan dunia riba seperti itu. Makannya aturannya gak bener itu, harus sesuai dengan aturannya begitu," tegas Buya Yahya.
Namun menurut Buya Yahya jika jamaah ingin bertaubat dari hal yang riba maka hal tersebut sudah terhitung cita-cita yang bagus.
"Maka jual saja tanah itu, bayarkan kepada bank, maka selesai urusan dengan bank konvensional, dan bertaubat. Urusan dunia anda gak ketemu lagi, akhirat gak ketemu riba, karena anda di surga. Insya Allah," tutur Buya Yahya. (lsn)
Load more