"Gue sebagai supir waktu itu di salah satu perusahaan, yang sekarang, perusahaan itu sampai hari ini punya gue," ujar Ahmad Sahroni.
Ahmad Sahroni menyampaikan bahwa apakah hal tersebut bukan merupakan sebuah tas cerita, karena semua pelaku bisnis pemain minyak di Jakarta dan Surabaya semua mengetahui perusahan miliknya saat ini.
Perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan swasta murni, dengan kondisi perusahaan keluarga sebelumnya. Dahulu perusahaan tersebut adalah milik bosnya pada saat Ahmad Sahroni bekerja sebagai seorang driver atau supir.
Ia bekerja sekitar tahun 97, setelah lulus SMA karena diajak oleh pamannya yang juga merupakan teman dari bos kedua dari perusahaan tersebut.
Paman dan bosnya memiliki hubungan pertemanan yang baik semenjak berkuliah di STAN.
"Beliau sudah passed away 2 tahun lalu. Dan itu orang yang pernah mau lempar gue pake asbak rokok, karena waktu itu dia baru pulang mabok. Dan gue baru pulang mabok, dan dia menuduh gue nipu dalam proses pekerjaan, pengisian bahan bakar minyak (bbm)," papar Ahmad Sahroni.
Tahun 98 pada saat terjadi demo besar-besaran, Ahmad Sahroni masih bertugas mengantar bosnya di salah satu tol dengan suasana riuh bakar-bakaran.
Load more