Jakarta, tvOnenews.com - Buntut pengakuan mengejutkan aktor Tio Pakusadewo soal isu bisnis di dalam Lapas yang melibatkan Jeera Foundation, turut menyeret nama anak Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Dugaan isu tersebut mencuat usai aktor Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri.
Aktor senior tersebut diketahui baru saja keluar dari penjara pada tahun 2021 lalu karena terseret kasus kepemilikan ganja. Itu bukan kali pertama Tio Pakusadewo dibui karena kasus yang sama.
Tio Pakusadewo secara terang-terangan membongkar bisnis haram di dalam lapas, yang juga menyebut keterlibatan anak Menteri. Belakangan nama itu tertuju kepada anak Menkumham Yasonna Laoly, Yamitema Laoly.
Mulai dari situlah kisah-kisah di balik jeruji besi mulai menarik perhatian masyarakat tentang bagaimana para kehidupan para napi di dalam penjara yang ternyata masih bisa melakukan aktivitas ilegal di dalamnya.
Usai Tio Pakusadewo umbar kebobrokan di balik penjara, kini secara bergantian, berbagai pihak turut buka suara, mulai dari mantan napi hingga sipir penjara.
Seperti dalam pembicaraan antara Uya Kuya dan salah seorang sipir yang dirahasiakan identitasnya pada kanal Youtube Uya Kuya.
Uya Kuya saat melakukan wawancara terhadap sipir Lapas. (Tangkapan layar YouTube Uya Kuya TV)
Sipir penjara dan masih aktif hingga sekarang ini mengatakan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh Jeera Foundation hanya sekedar formalitas.
Perlu diketahui, Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri, yang tertuju ke anak Yasonna Laoly Menteri Hukum dan HAM yakni Yamitema Laoly.
"Kalau ada mungkin beberapa media diundang untuk mempromosikan brand foundationnya itu baru, kalau gak ada yang melakukan pembinaan bukan mereka," ujarnya.
"Yang melakukan pembinaan justru kegiatan kerja di masing-masing Lapas, mereka gak ada," terangnya.
"Cuma kalau bisnis-bisnis memonopoli perdagangan kebutuhan para Napi, ya mereka itu setiap hari," sambungnya.
Sipir tersebut mengungkapkan bahwa makanan harian yang berada di etalase kantin yang dikelola Jeera Foundation, itu merupakan di luar nasi cadong.
"Jual kopi juga, seumpama kita beli kopi di luar Rp3 ribu, di sana bisa Rp18 ribu," ujarnya.
Pegawai yang jualan di kantin Lapas tersebut merupakan napi juga, yang direkrut oleh Jeera Foundation.
"Di gaji pasti dong?" tanya Uya Kuya.
"Iya digaji, tapi gajinya yang sangat memprihatinkan, gajinya itu yang sempat saya tanyakan sama napi yang dipekerjakan, hanya Rp50 ribu per minggu," bebernya.
"Tugasnya dari pagi sampai malam memperdagangkan semua dagangan yang ada di kantin yang dikelola oleh mereka (Jeera Foundation), keliling setiap hari." tambahnya.
Bahkan, penuturan Sipir ini menyebut para napi yang bekerja tersebut ketika sakit saja baru tidak bekerja.
"Benefit buat mereka itu, mungkin privilege sih, contohnya yang bekerja di Jeera Foundation, umpama dia pegang handphone ketangkap petugas, petugasnya langsung kembaliin," tuturnya.
"Kalau mereka dioper, karena mereka bagian dari Jeera, bisa dibatalkan, ditahanlah gak dioper lagi," sambungnya.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan anaknya Yamitema Laoly, anaknya diduga bisnis dalam Lapas Cipinang. (Twitter @PartaiSocmed)
Selain itu, para napi yang bekerja di Jeera Foundation juga memiliki akses yang bebas, tak seperti napi lainnya.
Merespons hal itu, Uya Kuya penasaran dengan siapa yang menentukan regulasi tersebut.
Sang sipir menyebut bahwa Jeera Foundation adalah pemilik dari anak Menteri, jadi tidak ada yang berani.
"Sipir-sipir tuh tau nih Jeera Foundation pemiliknya anak dari Pak Menteri ya, siapa yang berani," pungkasnya.
Lebih lanjut, sang sipir mengungkapkan pengaruh besar dari Jeera Foundation sehingga bisa membuat sipir dimutasi jika tak ikuti aturan.
"Seumpama nih, saya sebagai petugas ada lah tamping Jeera pakai handphone, yang sudah jelas handphone dilarang, saya tangkaplah, kalau saya gamau kembalikan, itu saya bisa dimutasi, dimutasi dari bagian lain," terangkannya.
Kemudian, sipir yang masih aktif berdinas ini mengungkapkan bahwa pemilik dari Jeera Foundation adalah kerabat dari Menteri.
"Karena salah satu pimpinan dari Jeera Foundation ini keluarga atau kerabat dari Menteri Hukum dan HAM," ucapnya.
"Kadang mereka menggunakan kekuatannya untuk mengintervensi, mengintimidasi pimpinan di atas kami," ujarnya
"Ini pasti Pak Menterinya gak tahu nih," respons Uya Kuya.
"Kalau Pak Menteri nya gak tahu, mungkin aja mereka ngaku-ngaku, kalau menurut saya Pak Menteri nya gak tahu, mungkin aja pimpinan dari Jeera Foundation ini menjual nama Pak Menteri nih, jadi takut semua pimpinan kami," ungkapnya.
Dugaan keterlibatan bisnis dalam Lapas
Dugaan ini mencuat usai aktor Tio Pakusadewo menyebut adanya bisnis dan monopoli di dalam penjara yang melibatkan anak menteri lewat potongan video yang telah diedit.
Adapun dugaan yang menyeret Yamitema Laoly dan perusahaannya PT Natur Palas Indonesia disampaikan oleh pengguna Twitter @PartaiSocmed.
"Yg dimaksud Tio Pakusadewo pada bagian akhir video ini adalah Jeera Foundation dgn perusahaannya PT Natur Palas Indonesia yg memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa Lapas besar, dimana anak Yasonna Laoly jadi Chairman dan Co Founder." cuit @PartaiSocmed.
Lalu apa itu Jeera Foundation? Jeera adalah sebuah program bagi WBP untuk berkolaborasi dengan semua pihak untuk berkarya kreatif dan produktif. Jeera Foundation sudah berdiri sejak 23 Juni 2016 lalu.
Jeera Foundation tidak hanya produksi kopi, namun juga multimedia meliputi pelatihan fotografi, musik, kerajinan kulit seperti pembuatan tas yang dikolaborasi dengan tenun Indonesia, aksesoris tas, lukisan, gelang, dan desain baju yang nantinya dipasarkan ke masyarakat.
Akun @PartaiSocmed mengklaim, Jeera Foundation yang dikelola Yamitema Laoly memonopoli bisnis koperasi dan kantin di beberapa lapas besar. (ind)
Load more