Heboh, Tio Pakusadewo Bongkar Bisnis Prostitusi dalam Penjara, Napi Bisa Open BO 'Suster-susteran', Segini Tarifnya
- Tangkapan Layar YouTube Deddy Corbuzier
"Even pabriknya ada di dalam," kata Tio yang berusia 59 tahun ini.
"Pabrik narkoba?" tanya Uya.
"Mereka bikin di dalem, ini kartel," jawab Tio yang kembali masuk penjara karena kedapatan memiliki ganja.
"Yang menggagas itu bekas napi trus ngegaet anaknya menteri," papar Tio.
"Siapa menterinya Om?" kembali Uya bertanya.
"Kalau disebut, elu repot gue repot," ucap Tio.
3. Open BO Berkedok Suster-susteran
Selain bisnis narkoba, Tio Pakusadewa juga membeberkan bisnis lendir atau prostitusi di dalam sel.
Pada Deddy Corbuzier, Tio Pakusadewo bercerita bahwa kebutuhan seksual para penghuni penjara tetap bisa terpenuhi meskipun berada dalam masa kurungan.
Bagi suami istri umumnya momen menjenguk atau besukan jadi momen untuk berbagi kasih ketika salah satu pasangan di penjara.
“Besukan tuh, mereka sudah siap dari rumah udah nggak pakai apa-apa di dalamnya, tapi begitu masuk, dijagain tuh di pojok. Saling jagain itu temen-temennya supaya orang nggak lihat di situ ya mereka melakukanlah sampai selesai,” ungkap Tio Pakusadewo.
Tio mengaku bahwa sepanjang pengalamnya para sipir tahu jika ada hal-hal yang berkaitan dengan seksual yang dilakukan oleh napi dan orang yang datang membesuk.
“Mereka (sipir) tahu, ya tahu-lah. Kan dilempar duit mulutnya diem,” ungkap Tio Pakusadewo.
Bukan itu saja, Tio Pakusadewo juga mengatakan bahwa ada rumah sakit di depan area lapas di mana seorang napi bisa pura-pura sakit.
Lantas napi tersebut akan dirawat selama satu hingga dua hari hingga datang sosok ‘suster-susteran’ yang dapat diajak untuk melakukan hubungan seksual.
"Ada rumah sakit di depannya. Jadi, kita bisa tuh pura-pura sakit, dirawat lah sehari, dua hari, datang deh suster-susteran. Ada tarifnya, Ded. Sehari ada yang Rp1,5 (juta), ada yang Rp2,5 (juta)," katanya.
Tio Pakusadewo menyebut bahwa adanya suster-susteran ini telah menjadi rahasia umum di dalam penjara. (lsn/muu/rka)
Load more