Miris! Kesaksian Mantan Napi Kehidupan Kekejaman di Lapas, Menatap Mata Petugas Langsung Dihajar?
- Kolase tvOnenews.com
"Kadang miris, kasihan sama kita itu banyak juga, biasanya ada juga di regu pengamanan itu yang kasihan sama kita," bebernya.
Ditanya soal motivasi membongkar praktek kekerasan yang dilakukan petugas lapas, karena adanya tudingan negatif kepada para mantan napi tersebut.
"Kalau saya banyak ya, tuduhan seperti itu. Tapi kalau motivasi saya setelah saya bebas baru 2 hari, langsung melakukan pergerakan ini," Ucap Vincentius.
"Saya berinisiatif untuk melaporkan ini karena emang sisi humanis ya, temen-teman juga, saudara-saudara solidaritas dari dalam tuh kan, kita merasakan hal yang sama," ungkapnya.
Bahkan, Vincentius mengaku bahwa dirinya berharap ada orang yang melakukan hal yang sama seperti dirinya, ketika masih ditahan sebagai warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta.
"Ada orang yang bebas duluan itu, supaya dapat melaporkan hal ini, tapi mereka selalu dalam ketakutan," pungkasnya.
Vincentius bercerita dirinya pernah masuk sel isolasi tanpa penyebab apapun, dilarang menghubungi keluarga, akses dengan keluarga tidak bisa.
Sementara itu bagi Mr. A mengungkapkan alasannya ingin membuka semua perlakuan kekerasan yang dialaminya, seperti Vincentius yang merasakan hal yang sama.
Mr A mantan warga binaan Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta ini menuturkan bahwa dirinya merasa penuh tekanan ketika di masih ditahan di sel isolasi.
Bahkan, ketika sudah bebas dan keluar pun belum bisa berpikir jernih.
"Selama perjalanan di kereta, saya takut (melihat) Polsuska Polisi Kereta tuh, saya merinding kak," bebernya.
Warga binaan yang ditampar
Mr. C hadir sebagai narasumber di acara Mata Najwa, ia menceritakan pengalaman yang tak manusiawi dialaminya selama menjadi warga binaan di Lapas.
Mr. C mengaku masih merasakan trauma, karena ketika masih di tahan, ia kena serangan mental.
"Ketika 1 minggu di luar tuh, saya berbicara bersosialisasi sama orang-orang tuh, saya nggak berani menatap mata mereka," ujarnya.
"Karena saya di dalam, untuk menatap mata petugas tuh, kita sudah dicap pecicilan ya kata mereka (dianggap menantang)," bebernya.
"Mental saya tuh benar-benar down saat itu," ujarnya.
Load more