6 Fakta Mengejutkan Tentang Pelaku Penembakan di Kantor MUI yang Pernah Ngaku Wakil Nabi, Ternyata Berprofesi Sebagai.......
- Kolase istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Kabar peristiwa penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Menteng, Jakarta Pusat menggegerkan publik (2/5/2023).
Setelah didalami lebih lanjut ternyata penembakan ini dilakukan oleh Mustopa (60), seorang warga asal Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Kabupatan Pesawaran, Lampung.
Dalam kasus penembakan di Kantor MUI ini terdapat dua korban luka-luka. Kedua korban tersebut telah dilarikan ke Rumah Sakit Agung Manggarai, Jakarta Pusat.
Sementara untuk profil pelaku penembakan di kantor MUI, ternyata penyerangan ini bukan kali pertama 'ulahnya'. Berikut ini beberapa fakta-fakta mengejutkan terkait penembakan di kantor MUI.
Terduga pelaku penembakan tewas
Diduga pelaku penembakan di kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI), dinyatakan tewas oleh polisi.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mengungkapkan bahwa pelaku dinyatakan tewas usai sebelumnya tak sadarkan diri usai melakukan aksi penyerangan dan penembakan di Gedung MUI, Jakarta Pusat.
Pernah ingin menjumpai ketua MUI
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang fatwa, M Asrorun Ni’am Sholeh pihak MUI tidak mengenal pelaku penembakan. Namun menurut resepsionis ternyata pelaku pernah datang beberapa kali dan ingin menjumpai ketua MUI.
Berprofesi sebagai petani coklat
Mustopa, pelaku penembakan di kantor MUI ini diketahui memiliki tiga orang anak dan tinggal bersama istrinya di Desa Sukajaya, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Mustopa berprofesi sebagai petani cokelat. Menurut kepala desa setempat yang bernama Tarmiji, dalam kesehariannya pelaku sebenarnya berperilaku normal seperti orang biasa. Bahkan Tarmiji juga menampik jika pelaku mengikuti aliran tertentu atau pengajian-pengajian.
Pernah lakukan pengrusakan di ruangan Ketua DPRD Lampung
Pelaku dalam kasus penembakan di Kantor MUI ini diketahui bernama Mustopa dan tercatat pernah melakukan pengrusakan dan memecahkan kaca ruangan ketua DPRD Lampung pada Februari 2016 lalu.
Peristiwa pengrusakan ini dilakukan karena keinginannya menyampaikan peristiwa akbar yang bakal terjadi tak dipenuhi oleh Ketua DPRD Lampung, Dedi Afrizal.
Mustopa ternyata bukan sekadar ingin bertemu Dedi, ia juga meminta agar sang Ketua DPRD Lampung tersebut mamfasilitasinya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Mustopa berharap Presiden Jokowi mempercayai kenabiannya di muka bumi.
Load more