Jakarta, tvOnenews.com - Momentum kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada Jumat, 17 Agustus 1945 M yang memberikan kesan haru dan membanggakan ternyata terjadi pada bulan Ramadhan.
Teks proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno pada saat itu disambut bahagia oleh seluruh bangsa Indonesia.
Tiga bulan sebelum teks proklamasi dibacakan, sebelumnya Ir. Soekarno terlebih dahulu sowan (baca: berkunjung) kepada KH. Muhammad Hasyim Asy’ari yang dikenal sebagai sosok ulama kharismatik.
Dengan ditemani Bung Tomo dan rombongan, Ir. Soekarno meminta saran atas waktu pembacaan teks proklamasi. KH. Hasyim Asy’ari akhirnya memberikan saran agar teks proklamasi dibacakan pada hari Jum’at di bulan Ramadhan.
Menilik sejarah penyusunan teks proklamasi, terdapat peristiwa penting yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa tersebut dimulai sejak dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945 dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945 oleh Jepang. Saat itu semua unsur pemerintahan lebih dominan dikuasai oleh penjajah Jepang.
Di tengah proses kemerdekaan melalui sidang BPUPKI dan PPKI, Jepang mengalami kekalahan pada Sekutu. Peristiwa bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di atas Kota Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Kota Nagasaki (9 Agustus 1945) membuat Jepang menyerah.
Masyarakat yang menyaksikan proklamasi kemerdekaan Indonesia (dok. ANRI)
Hal itulah yang mendorong golongan muda seperti Sutan Syahrir, Wikana dan Darwis mendesak Soekarno-Hatta (golongan tua) agar memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Soekarno-Hatta tidak mengindahkan desakan golongan muda karena khawatir terjadi pertumpahan darah saat teks proklamasi dibacakan.
Maka, terjadilah penculikan terhadap Soekarno-Hatta oleh golongan muda ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Penculikan bertujuan agar Soekarno-Hatta tidak lagi terpengaruh oleh Jepang.
Pada malam hari, Soekarno-Hatta dipulangkan ke Jakarta untuk merundingkan teks proklamasi. Hingga pada akhirnya, tepat di hari Jumat, 17 Agustus 1945 atau 9 Ramadhan 1364 H, naskah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dengan penuh khidmat serta diiringi pengibaran bendera Indonesia, sekaligus disaksikan oleh seluruh bangsa Indonesia melalui siaran radio, media massa, dan surat selebaran.
Penulis: Taftazani Ahmad - Santri Nahdlatul Ulama (NU)
Load more