Sikka, Nusa Tenggara Timur- Memiki daya Tarik Wisata dengan mempertahankan tradisi budaya dan tenun ikat menggunaian bahan alami, desa Uma Uta, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, masuk 50 besar anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022.
"Bicara potensi wisata, desa Uma Uta memiliki daya tarik utama yaitu Sanggar Seni Budaya Doka Tawa Tana. Sanggar ini menaungi para perajin tenun ikat dengan berbagai motif sarung tradisional yang bahannya berasal dari alam sekitar. Aktivitas mereka membuat kain sarung untuk keperluan sehari-hari juga untuk dijual demi kebutuhan ekonomi warga," Kata Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, saat mengunjungi desa Uma Uta, Sabtu (08/10/2022) petang.
Perwakilan Kemenparekraf sedang melihat hasil alam (ist)
Menurut Vinsensius, Desa Umauta masuk daftar 50 desa wisata terbaik ADWI 2022 setelah melalui uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori. Diantaranya memiliki. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), Homestay, Toilet umum, Digital dan kreatif, Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), serta Kelembagaan Desa.
"Dari 50 besar desa wisata yang ada akan di pilih lagi untuk menjadi juara satu. Nantinya Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, Astra, melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA)," terang Vinsensius.
Dikatakan Vinsensius, saat ini yang paling terpenting dalam dunia pariwisata, dengan menjaga seni budaya yang sudah diturunkan leluhur dan tokoh sebelumnya. Sebab, seni budaya akan menjadi asset bernilai luar biasa bagi sektor pariwisata di masa mendatang, karena wisatawan mencari keaslian seni budaya dan pengalaman yang unik.
“Aspek keberlanjutan adalah suatu hal yang harus dijaga, bahkan tema G21 juga mengangkat keberlanjutan, baik ekonomi, budaya maupun lingkungan,” imbuhnya.
Pantauan tvOnenews, kedatangan rombongan kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke desa wisata Uma Uta ini disambut dengan ritual Bako Wua Ta’a. Yakni suguhan sirih dan tembakau simbol penerimaan leluhur diselingi tarian tradisional soka papak sebelum mengunjungi aktivitas pembuatan tenun ikat secara alami dan pembuatan kuliner.
Hasil Keanekaragaman Hayati Desa Uma Uta (ist)
Sementara itu, Cletus Beru, penggerak Desa Wisata Uma Uta mengatakan, sejak dahulu, warga desa tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan tradisi pembuatan tenun ikat menggunakan bahan alami, karena merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan hingga anak cucu.
"Inilah daya tarik wisata yang ada di desa kami sehingga banyak tamu dari luar negeri yang datang untuk melihat tradisi dan budaya yang masih terpelihara sejak jaman dulu," ungkap Cletus. (Ofk/ppk)
Load more