Berbeda dengan warung makan lainnya, pengunjung akan langsung menuju pawon ketika masuk ke warung makan ini.
Nah, di dapur yang berdinding anyaman bambu inilah kita akan dibawa bernostalgia dengan nuansa zaman dahulu ketika masa penjajahan Belanda.
Di sini pengunjung bisa mengambil sendiri nasi yang disediakan dalam bakul (tempat nasi dari bambu) sepuasnya.
Bahkan, dengan tambahan sambal cabai rawit hijau dan lalapan daun singkongnya.
Cara memasaknya yang masih menggunakan tungku kayu bakar ditambah dengan kepulan asapnya menambah suasana serasa berada di dapur di daerah sangat terpencil jauh dari perkotaan.
“Memang dari dulu kita sajikan masakan ndeso mulai dari nasi dan daging enthoknya ambil sendiri sepuasnya sesuai selera. Jadi ketika datang ke sini pembeli rasanya bebas dan puas soalnya warung makan yang seperti ini sekarang sudah jarang,” ujar pemilik warung makan daging enthok, Yusuf Suroso.
Dia mengatakan memasaknya masih menggunakan cara tradisional dan membuat bumbu opor dari rempah pilihan sehingga makin meresap hingga ke dalam daging.
Load more