Melihat Makam Kuwu dan Tradisi Palakiyah di Kebumen yang Masih Terjaga
- Tim tvOne - Wahyu Kurniawan
Kebumen, Jawa Tengah - Saat ini jarang kita temukan sebuah tradisi kuno warisan leluhur yang masih dipertahankan ditengah gempuran era modernisasi. Bahkan, hampir menenggelamkan warisan-warisan tradisi budaya nenek moyang.
Namun, disebuah desa di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kita akan melihat sebuah tradisi dan budaya kebiasaan warganya yang masih mempertahankan warisan leluhurnya.
Adalah Desa Watulawang, sebuah desa di wilayah Kecamatan Pejagoan, Kebumen. Desa yang berada diketinggian 300 meter diatas permukaan air laut. Berada di kawasan perbukitan utara dan berjarak 20 kilometer dari Kota Kebumen.
Meski lokasinya berada diatas ketinggian namun dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan roda empat. Menuju ke Desa Watulawang kita akan disuguhi dengan landscape pemandangan yang menyejukan mata.
Nama Watulawang di ambil dari nama sebuah batu yang menyerupai pintu yang terletak di persawahan Watulawang dan batu itu sampai saat ini masih ada. Bentuknya memang mirip pintu gerbang, konon katanya merupakan gerbang gaib.
Hal pertama yang akan disuguhkan saat pertama tiba, kita akan ditawarkan menu makanan legendaris yaitu ingkung kluwek. Ingkung ayam kampung jantan ini merupakan hidangan warisan leluhur yang dulu keberadaannya hanya bisa ditemui saat kenduri di bulan Syaban.
Selesai menikmati hidangan ingkung kluwek, kita akan dibawa kesebuah area pemakaman yang dinamakan Makam Mbah Kuwu. Yakni sebuah makam tua unik yang berbentuk seperti punden berundak.
Foto: Area Makam Kuwu, di Desa Watulawang, Kecamatan Pejagoan, Kebumen (Wahyu Kurniawan)
Menurut sejarahnya Makam Kuwu ini berisi makam seorang Priyayi Putri (seorang putri) dari Kerajaan Timur. Putri ini dulu datang ke desa tidak diketahui asal usulnya bahkan hingga meninggal tidak memiliki keturunan.
"Oleh warga sini diberi nama Makam Kuwu karena asal usulnya sampai ajal beliau tidak diketahui. Bahkan namanya pun tidak ada yang tau, jadi warga sini menyebutnya Kuwu Den Ayu yang diduga berasal dari Kerajaan Timur," jelas Sanwardi (74) juru kunci makam, Senin (8/8/2022).
Kepala Desa Watulawang Wasito saat mendampingi tvonenews.com melihat areal makam menjelaskan keberadaan Makam Kuwu kini ramai didatangi para peziarah dari luar Kebumen.
Load more