Manggarai, Nusa Tenggara Timur – Manggarai punya tiga air terjun di satu aliran sungai. Keindahan alam ini cocok untuk wisata self-healing.
Jejak di atas petak-petak sawah milik petani Dusun Gonggong membawa langkah kaki menuju Kali Wae Tesem yang melarung tenang di bawah lembah.
Menuruni tanah licin harus lincah. Sebab, jika terjatuh bisa menimpa batang padi. Pematang terakhir di tepi sungai menandakan perjalanan ke air terjun semakin dekat.
Poco Kuwus yang berada pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut meluncurkan air pegunungan yang bersih ke bawah ngarai Wae Tesem dan memisahkan Kecamatan Welak Manggarai Barat dan Kecamatan Lelak.
Teladas yang berlokasi tak jauh dari kebun warga tampak riam. Indah dipandang bak tirai berbuih. Ya, inilah air terjun pertama yang dinamai Cunca Tara.
Cunca Tara diartikan sebagai air terjun yang indah. Secara harafiah, cunca berarti air terjun dan tara berarti rupa. Dengan kata lain, dapat pula dimaknai keindahan air terjun yang tiada tara.
Kolam Cunca Tara sangat nyaman untuk mandi. Ketinggian pancuran tidak lebih dari 7 meter dengan kedalaman kolam mencapai 4 meter.
Untuk mencapai air terjun kedua, tinggal berpindah beberapa meter saja. Air terjun kedua dinamakan Cunca Reha yang berarti air terjun di tengah-tengah.
Meski tidak setinggi Cunca Tara, air pancuran di Cunca Reha langsung menggenangi kolam di bawahnya. Ukuran kolam Cunca Reha sekitar 7 meter.
Air terjun kedua menyajikan pemandangan berbeda. Dua sisi ngarai ditutupi batu-batu mengkilap mirip relief memanjang mengikuti alur tebing.
Pancuran jeramnya cukup deras menyodok di tengah-tengah kolam. Dinding batu di situ tidak berlumut.
Untuk menjangkau air terjun ketiga, tinggal berjalan terus ke hulu. Dari Cunca Reha hanya berjarak sekitar 100 meter.
Beranjak dari air terjun kedua, perjalanan jadi lebih mudah. Punggung batu memanjang di pinggir sungai sekaligus membawa pengunjung ke Cunca Lewe, air terjun ketiga.
Batu-batu tersebut berundak sampai ke batu besar sebagai titik pandang paling atas.
Menyaksikan gulungan warna putih bak tirai air jatuh berdebur di atas kolam pancuran menciptakan suara menderu yang tak pernah putus.
Gumpalan buih putih bergeranjas dan berdebam di atas kolamnya melemparkan buih-buih ke udara.
Nama Cunca Lewe berarti air terjun yang tinggi. Nama air terjun ini diambil dari ukuran ketinggian pancuran yang lebih panjang dan besar dari Cunca Tara dan Cunca Reha.
Ketinggian pancuran Cunca Lewe tepat 20 meter dengan kedalaman kolam di bawahnya sedalam 5 meter dan lebarnya 7 meter.
Morfologi kolam Cunca Lewes sama dengan kolam pancuran Cunca Tara dan Cunca Reha, yakni rata dan berpasir halus sehingga nyaman untuk berenang.
Namun, pengunjung yang tidak tahan dengan dinginnya air pegunungan sebaiknya jangan berendam.
Keberadaan tiga air terjun ini belum sepopuler air terjun yang ada di Manggarai, sebut saja Air Terjun Tengku Siwa di Reok Barat atau Cunca Lega di Rahong Utara. Kunjungan wisatawan dari luar Kecamatan Lelak masih minim.
Lokasinya yang tersembunyi di bawah lembah menghadirkan sensasi tersendiri saat mengeksplor spot yang masih sepi dari kunjungan turis ini.
Wisata Self-Healing
Anjelina dan Debora merupakan kakak beradik yang sedang liburan dari Jakarta. Bersama para sepupu yang tinggal di Manggarai, keduanya berhasil menyambangi tiga air terjun.
“Kita tahunya Cunca Tara saja. Ternyata ada tiga ya. Tiga air terjun ini berdekatan dan bagus banget,” tutur Anjelina.
Bagi Anjelina, perjalanan menuju air terjun lumayan melelahkan. Namun, sulitnya medan dan lelah yang didapat langsung terbayarkan saat sudah menjangkau tiga air terjun ini.
Berbeda dengan sang kakak, Debora mengaku lebih banyak menenangkan diri dengan self-healing di atas bebatuan.
“Ini cocok sekali untuk melepas penat dan menangkan diri. Bunyi aliran air kemudian terpaan angin dingin dan segar berasa banget. Berpadu dengan kicauan burung-burung. Pokoknya disini cocok untuk self-healing deh,” kata Debora.
Belum Dikelola
Meski sudah lama menjadi favorit warga sekitar, namun sayangnya keberadaan tiga air terjun ini belum menarik wisatawan.
Letak tiga air terjun yang berada di antara Desa Pong Umpu dan Desa Ketang membuat konsep pengelolaan dan pengembangan lokasi tersebut masih sebatas wacana.
Sintus, Staf Desa Pong Umpu, menjelaskan kunjungan ke Cunca Tara dan dua air terjun lainnya mulai dijual ke dalam paket wisata Flores sejak tahun 2018 lalu.
Para pemandu wisatawan dari Labuan Bajo sempat memasukkan Cunca Tara dalam paket tur mereka.
Namun, pandemi Covid-19 membuat kunjungan turis bak mati suri dan nama Cunca Tara ikut tenggelam.
“Lokasi ini benar-benar tersembunyi dan belum dikelola layaknya sebuah destinasi. Makanya sampai sekarang kita tidak berani pungut tarif. Harapannya semoga dengan berlalunya pandemi Covid-19 kunjungan turis ke Labuan Bajo bisa ramai kembali, sehingga kunjungan ke sini ikut ramai. Dua desa ini mesti duduk lagi untuk pengembangan destinasi wisata air terjun,” kata Sintus.
Menurut Sintus, seru-seruan ala air terjun tidak saja rekreasi atau foto-foto, tapi juga berenang. Sebab, kondisi kolam di tiga air terjun ini sangat nyaman.
“Kalau kami bisa melompat dari atas lalu berenang. Itu kolamnya cukup dalam dan berpasir. Tidak ada batu-batu di dasarnya. Tapi sekarang musim dingin. Air pegunungan rasanya sangat dingin. Pengunjung katanya tidak tahan dengan dingin makanya tidak berani berenang terlalu lama. Lebih suka foto-foto dan makan-makan di atas batu,” ujarnya.
Sekedar informasi, perjalanan ke Cunca Tara ditempuh selama 1 jam menggunakan mobil dari Ibu Kota Kabupaten Manggarai dan memakan waktu 3 jam dari Labuan Bajo Manggarai Barat.
Satu-satunya akses masuk ke air terjun, yakni melewati persawahan Desa Pong Umpu. Jarak air terjun dari jalan aspal hanya 2,5 kilometer saja. (jku/nsi)
Load more