Sintus, Staf Desa Pong Umpu, menjelaskan kunjungan ke Cunca Tara dan dua air terjun lainnya mulai dijual ke dalam paket wisata Flores sejak tahun 2018 lalu.
Para pemandu wisatawan dari Labuan Bajo sempat memasukkan Cunca Tara dalam paket tur mereka.
Namun, pandemi Covid-19 membuat kunjungan turis bak mati suri dan nama Cunca Tara ikut tenggelam.
“Lokasi ini benar-benar tersembunyi dan belum dikelola layaknya sebuah destinasi. Makanya sampai sekarang kita tidak berani pungut tarif. Harapannya semoga dengan berlalunya pandemi Covid-19 kunjungan turis ke Labuan Bajo bisa ramai kembali, sehingga kunjungan ke sini ikut ramai. Dua desa ini mesti duduk lagi untuk pengembangan destinasi wisata air terjun,” kata Sintus.
Menurut Sintus, seru-seruan ala air terjun tidak saja rekreasi atau foto-foto, tapi juga berenang. Sebab, kondisi kolam di tiga air terjun ini sangat nyaman.
“Kalau kami bisa melompat dari atas lalu berenang. Itu kolamnya cukup dalam dan berpasir. Tidak ada batu-batu di dasarnya. Tapi sekarang musim dingin. Air pegunungan rasanya sangat dingin. Pengunjung katanya tidak tahan dengan dingin makanya tidak berani berenang terlalu lama. Lebih suka foto-foto dan makan-makan di atas batu,” ujarnya.
Sekedar informasi, perjalanan ke Cunca Tara ditempuh selama 1 jam menggunakan mobil dari Ibu Kota Kabupaten Manggarai dan memakan waktu 3 jam dari Labuan Bajo Manggarai Barat.
Satu-satunya akses masuk ke air terjun, yakni melewati persawahan Desa Pong Umpu. Jarak air terjun dari jalan aspal hanya 2,5 kilometer saja. (jku/nsi)
Load more