Gunungkidul, DIY - Peradaban masa lalu, dari jaman pra sejarah hingga masa kolonial di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, masih tersimpan alami di tempatnya.
Candi Risan adalah salah satunya. Candi yang ada di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin ini, masih terbilang lebih lengkap dibanding candi-candi lain di Gunungkidul.
Terletak di kawasan pemukiman warga, Candi Risan tak lagi berbentuk utuh seperti candi pada umumnya yang sudah dipugar. Namun tumpukan batuan dan anak tangga, yang diperkirakan bekas muka candi, masih nampak jelas terlihat.
Candi Risan merupakan salah satu cagar budaya masa klasik, yang berasal dari abad IX-X Masehi. Catatan ini diketahui dari papan informasi yang dipasang di area candi.
Candi Risan sendiri memiliki luas area candi 2000 meter persegi, dan berada pada ketinggian 136 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
Candi dengan corak Budha tersebut, terdiri dari dua bangunan berbentuk persegi, yang berderet dari utara ke selatan.
Di sebelah utara, struktur candi berukuran 13 m x 13m dan mempunyai penampil pada masing-masing bagian sudutnya. Sedangkan di sebelah selatan, candi memiliki ukuran 11,5 m x 11,5 m, dengan denah persegi polos.
Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, keberadaan Candi Risan sudah terdaftar dalam catatan Belanda, bernomor inventaris 1269 tahun 1915.
Dalam catatan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP), (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)) Daerah Istimewa Yogyakarta, inventarisasi kepurbakalaan candi ini dilakukan pada tahun 1985.
Namun catatan tersebut diperbarui lagi pada kegiatan Her-Inventarisasi Benda Cagar Budaya tahun 2009.
Mulanya, menurut cerita Joko Hariyono (62), salah satu tokoh masyarakat setempat, dari cerita turun temurun warga sekitar, Candi Risan masih utuh.
Namun pada tahun 1940-an, candi tersebut dibongkar warga karena diperkirakan ada tersimpan harta karun.
"Para pendahulu kami pernah bercerita, candi itu dulunya masih utuh dan tinggi (bangunannya). Namun oleh warga di sini dibongkar karena dikira ada harta karunnya," kata Joko ditemui di rumahnya, Selasa (11/1/2022).
Bahkan, lanjut Joko, arca yang dikeluarkan oleh warga dan ditaruh di sekitar candi sempat dicuri hingga akhirnya ditemukan berada di Singapura.
"Candi Risan bercorak Budha tersebut diketahui dari penemuan Arca Budha Avalokitesvara, yang sempat hilang tahun 1982, dan akhirnya ditemukan di Singapura. Namun sudah dikembalikan ke Indonesia, dan kini disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY," kata Joko, yang juga pensiunan Juru Rawat Candi Risan ini.
Sementara, asal usul nama Candi Risan, ada beberapa versi, ada yang mengatakan berasal dari kata irisan, ada juga yang mengatakan berasal dari nama singkat seseorang penjaga candi.
"Memang ada beberapa versi. Ada yang mengatakan kalau di sini itu irisan Atau batas dari wilayah Gunungkidul dan Mangkunegaran. Ada juga yang cerita penunggu candi ini bernama Mbah Risang," lanjut Joko.
Dalam penelusuran tvonenews.com, tidak ditemukan literasi yang menjelaskan secara rinci sejarah dari pembangunan Candi Risan ini.
Terpisah, Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul, Agus Mantara, menyatakan akan berkoordinasi dengan ahli cagar budaya Propinsi DIY, terkait kajian bisa tidaknya pemugaran menyerupai bentuk aslinya.
"Setidaknya kami berharap cagar budaya bisa menjadi wisata edukasi dan membawa manfaat secara ekonomi bagi warga sekitar," kata Agus. (Lucas Didit/Buz)
Load more