Jakarta – Kesadaran menggunakan skincare sudah mulai muncul di masyarakat, baik pada usia tua, muda, ataupun remaja. Namun sayangnya, tingginya demand terhadap skincare ini kerap disalahgunakan oleh banyak produsen ‘nakal’.
Padahal pada kenyataannya skincare abal-abal yang dibuat dari kandungan berbahaya punya risiko buruk untuk tubuh. Dari mulai reaksi alergi hingga masalah ginjal turut mengancam mereka yang rutin menggunakan skincare abal-abal.
Karena itu, dalam rangka menghindari skincare abal-abal, berikut ini 7 hal penting yang harus diperhatikan.
Tidak ada keterangan bahan baku
Ciri skincare berbahaya pertama bisa dilihat dari kemasannya. Biasanya skincare abal-abal tidak mencantumkan bahan baku atau ingridients pada kemasannya.
Hal ini menjadi trik dari produsen untuk ‘mengelabui’ pembeli. Karena kemungkinan skincare tersebut menggunakan bahan baku berbahaya, sehingga dirahasiakan.
Salah satu bahan berbahaya yang kerap disisihkan dalam skincare abal-abal adalah merkuri. Umumnya merkuri memang dapat memutihkan kulit dalam waktu yang instan.
Namun bahan satu ini juga punya risiko yang berbaya untuk kesehatan yakni menyebabkan gagal ginjal, kerusakan saraf, dan kelainan pada bayi yang baru lahir, jika dipakai oleh ibu hamil.
Skincare abal bisa membuat wajah rusak (Freepik)
Warnanya sangat mencolok
Ciri skincare berbahaya lainnya adalah memiliki warna yang sangat mencolok. Biasanya warna yang sangat mencolok ini mengindikasikan adalah penggunaan warna tekstil di dalamnya. Tentu, sudah bukan rahasia lagi kalau pewarna tekstil tidak aman dipakai untuk kulit.
Biasanya warna-warna tekstil yang dipakai cenderung kuning terang atau putih mengkilap. Jika menemukan skincare dengan ciri ini sebaiknya dicek ulang sebelum memutuskan membeli.
Apabila memiliki lebih dari satu ciri skincare berbahaya, ada baiknya jika tidak usah dibeli saja.
Tekstur lengket seperti lem
Ciri skincare yang harus diwaspadai selanjutnya adalah jika teksturnya terasa sangat lengket. Sebenarnya tekstur yang lengket cukup biasa tapi jika sangat lengket perlu diwaspadai.
Singkatnya, skincare yang berbahaya ini memiliki tekstur yang sekilas mirip kandungan lem. Biasanya rasa lengketnya tidak akan hilang meski sudah digunakan selama beberapa waktu.
Jika menemukan hal demikian sebaiknya hati-hati. Pasalnya, rasa lengket yang parah bisa menjadi indikasi adanya bahan yang kurang ramah untuk kulit.
Tidak ada nomor BPOM
Perlu diketahui bahwa nomor BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah hal mendasar dalam produk-produk skincare. Karena itu, produk yang tidak memiliki nomor BPOM perlu diwaspadai karena berisiko bahaya.
Lantas, mengapa produk yang mengandung BPOM naik daun? Alasannya karena nomor BPOM mengindikasikan bahwa produk telah melewati uji klinis sebelum dipasarkan.
Trik untuk mencari tahu apakah suatu produk skincare sudah memiliki nomor BPOM atau belum, caranya cukup mudah. Mulailah dengan mengakses situs cekbpom.pom.go.ig. Selanjutnya, ketika nama produk skincare idi dalam pencarian.
Berbau menyengat
Ciri skincare berbahaya lainnya adalah berbau menyengat. Timbulnya bau menyengat ini umumnya dikarenakan oleh penggunaan bahan kimia di dalam produk. Biasanya, bau yang cukup perlu diwaspadai adalah aroma logam yang pekat.
Beberapa produsen tidak jujur umumnya menutupi bau logam ini dengan menambahkan perfume dalam jumlah yang banyak. Oleh sebab itu sebaiknya lebih peka terhadap bau skincare yang akan dibeli.
Skincare berbahaya berisiko membuat wajah jadi breakout (Freepik)
Tekstur dan warna keabu-abuan
Selain warnanya yang sangat mencolok, dalam memilih skincare pastikan juga untuk menghindari produk yang berwarna keabu-abuan atau krem. Pasalnya, kedua warna tersebut punya kecenderungan mengandung merkuri yang cukup berbahaya bagi tubuh.
Namun tidak semua produk yang berwarna abu-abu sudah pasti memiliki kandungan merkuri di dalamnya. Perlu mempertimbangkan juga hal-hal di atas sebelum menilai suatu produk skincare berbahaya atau tidak.
Hasilnya instan
Dilansir dari Hellosehat.com, skincare yang berbahaya umumnya menawarkan hasil yang instan. Biasanya produk-produk ini diklaim bisa menunjukkan manfaat dalam waktu dekat.
Misalnya, dapat memutihkan kulit dalam waktu 1 atau 2 kali pemakaian. Jika menggunakan produk, khususnya krim pemutih, dan hasilnya langsung terlihat secara cepat, sebaiknya hati-hati.
Pasalnya, skincare yang ideal seharusnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menunjukkan hasilnya. Meskipun hal ini juga bergantung pada kondisi atau masalah kulit yang sedang dialami.
Itulah tujuh ciri skincare yang berbahaya dan perlu diwaspadai. Meski belum tentu mengindikasikan bahaya, tapi tetap perlu hati-hati. Apalagi jika terdapat lebih dari dua ciri skincare berbahaya di atas.
Load more